Penggunaan Rumpon Sebagai Alat Pengumpul Ikan bagi Nelayan Pesisir Lampung

SABTU, 22 OKTOBER 2016

BERITA FOTO — Rumpon merupakan salah satu alat bantu untuk meningkatkan hasil tangkapan dimana memiliki konstruksi menyerupai pepohonan yang dipasang (ditanam) di suatu tempat di perairan laut. Fungsi rumpon dibuat untuk tempat berlindung, mencari makan, memijah dan berkumpulnya ikan. Rumpon sering diartikan sebagai tempat berkumpulnya ikan laut untuk mengefesienkan operasi penangkapan ikan bagi para nelayan. Pembuatan rumpon tersebut masih terus dilakukan oleh warga yang tinggal di Desa Kunjir Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan yang tinggal di wilayah pesisir yang menghadap Selat Sunda. Pembuatan rumpon dilakukan secara bersama sama oleh sekelompok nelayan dengan menggunakan pelepah daun kelapa yang dirangkai sedemikian rupa sebelum dibawa menggunakan perahu ke lokasi perairan laut yang ditentukan.
Pembuatan rumpon secara bersama merupakan sebuah aktifitas yang menyatukan para nelayan, sebuah harapan akan hasil tangkapan yang lebih banyak untuk menghidupi keluarga. Rumpon rumpon yang dibuat menjadi sebuah tumpuan harapan bagi nelayan Kunjir yang masih mengoperasikan perahu tradisional sebagai sarana melaut.

Ikan ikan pelagis yang datang dari wilayah gugusan Kepulauan Krakatau merupakan harapan untuk beberapa hari ke depan setelah rumpon tersebut dipasang dengan panjang mencapai 30-50 meter menggunakan tali tambang. Rumpon juga bagi nelayan merupakan upaya mematahkan operasional melaut yang terkadang tak menunjukkan kepastian di tengah laut dan terombang ambing tanpa tujuan tentang lokasi potensial untuk penangkapan ikan. Rumpon terbukti efektif menarik ikan ikan berbagai jenis untuk berkumpul sehingga bisa difungsikan selama berminggu minggu di lokasi yang sama.

Tangan-tangan terampil para nelayan yang biasa membuat jaring, memperbaiki perahu dan bergelut dengan aktifitas di lautan memudahkan pembuatan rumpon. Rumpon berupa daun-daun kelapa yang ditali pada tambang yang cukup panjang selanjutnya akan diberi pelampung dari busa dan pelampung lainnya dan pemberat untuk diletakkan pada lokasi perairan laut tertentu untuk menarik segerombolan ikan pelagis. Meski telah membuat rumpon nelayan pun masih harus tetap memiliki syarat khusus dalam menentukan daerah yang akan menjadi lokasi penempatan rumpon yang telah dibuat tersebut. Syarat syarat tersebut diantaranya kondisi daerah penangkapan harus sedemikian rupa sehingga ikan mudah datang dan berkumpul, daerahnya aman dan alat tangkap mudah dioperasikan sehingga biasanya dipasang di balik pulau yang terlindung dari laut lepas Selat Sunda.
Rumpon baru bisa diperkirakan didatangi ikan setelah 3-5 hari pemasangan rumpon. Beberapa alat tangkap yang digunakan setelah cukup waktu pemasangan  diantaranya alat tangkap rawai (rawe), Jaring tali, pancing ulur, pukat cincin, jaring insang dan lain lain. Selain itu nelayan biasanya menggunakan set net untuk memperoleh tangkapan ikabn yang lebih banyak dengan membuat semacam dinding jaring yang berguna untuk mencegat ikan dengan panjang jaring sekitar 100 meter dan dipasang di sekitar rumpon. Saat akan ditangkap dilakukan penggiringan ke lokasi khusus yang disiapkan jaring dan proses tersebut memerlukan kerjasama diantara nelayan. Kerjasama dan kebersamaan diantaran nelayan mulai terlihat dari proses pembuatan rumpon, pemasangan rumpon bahkan hingga proses penangkapan. Selanjutnya hasil yang diperoleh akan dibagi bagikan secara merata bagi anggota kelompok baik berupa ikan maupun uang hasil penjualan. Kebersamaan dalam memasang rumpon tersebut merupakan kearifan lokal yang masih terjaga hingga kini di pesisir Lampung.


Jurnalis : Henk Widi / Editor : Rayvan Lesilolo / Foto : Henk Widi

Lihat juga...