Pangkas Mata Rantai Distribusi, Kementan Bentuk 1000 Toko Tani Indonesia

SENIN, 13 JUNI 2016

YOGYAKARTA — Panjangnya mata rantai distribusi komoditas pertanian, selama ini dianggap sebagai salah satu pemicu utama tingginya harga di saat persediaan melimpah maupun berkurang. Untuk mengatasinya, Kementerian Pertanian kini berinisiatif mendirikan Toko Pertanian Indonesia (TII) di setiap daerah, yang bertujuan untuk mendekatkan produsen dan konsumen.
Ibnu Sartono, Ketua Gapoktan Ngudi Kamulyan
Dengan adanya TII di setiap daerah, mata rantai distribusi otomatis berkurang. Bahkan, terpangkas, karena TII tersebut didirikan dengan melibatkan Gabungan Kelompok Pertanian (Gapoktan), yang akan berperan sebagai penyuplai komoditas. Dengan demikian, harga jual komoditas pertanian akan menjadi lebih murah. Kementerian Pertanian menargetkan 1000 TII akan dibangun di seluruh Indonesia, dan salah satunya yang sudah dilakukan ada di Desa Sindumartani, Ngemplak, Sleman.
Di desa tersebut, TII didirikan melibatkan tiga Gapoktan yang ditunjuk sebagai penyuplai komoditas beras. Salah satunya Gapoktan Ngudi Kamulyan. Sebagai penyuplai, Gapoktan Ngudi Kamulyan disuntik dana sebesar Rp. 200 Juta untuk keperluan menjalankan TII.
Ketua Gapoktan Ngudi Kamulyan, Ibnu Sartono, ditemui Senin (13/6/2016) menjelaskan, sebanyak Rp. 160 Juta dari keseluruhan dana bantuan itu digunakan untuk membeli gabah dari petani, dan sisanya untuk biaya operasional. “Gabah dari petani lalu kita proses menjadi beras dan dijual dalam dua kemasan, masing-masing 5 Kilogram dan 2 Kilogram”, katanya.
Toko Tani Indonesia di Sleman
Dengan adanya TII, Ibnu berpendapat jika harga komoditas beras akan lebih terkendali. Menurutnya, tujuan didirikannya TII itu juga merupakan upaya menekan kenaikan harga beras di saat terjadi kelangkaan. Sementara itu, dengan ditunjuknya Gapoktan Ngudi Kamulyan sebagai mitra TII, Ibnu mengaku senang karena bisa membantu menyerap gabah para petani anggotanya dan mendapat keuntungan finansial dari aktifitasnya sebagai penyuplai komoditas beras untuk TII.
“Namun, untuk sementara ini TII masih membatasi komoditas beras saja. Dalam perkembangannya mugkin nanti juga akan menangani komoditas pertanian lainnya”, ujar Ibnu, sembari menambahkan jika saat ini beras yang dijual di TII dihargai sebesar Rp. 7.900 Per Kilogram. (koko)
Lihat juga...