SABTU, 21 MEI 2016
SUMENEP — Meningkatnya permintaan sapi hidup menjelang bulan suci Ramadan mulai berdampak terhadap tingginya harga sapi di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Pasalnya sejak beberapa minggu lalu harga sapi tersebut terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan, sehingga diperkirakan kedepan harga akan terus merangkak naik hingga hari raya Idul Fitri.
Kenaikan harga sapi tersebut memang sudah sering terjadi ketika hampir memasuki bulan Ramadan, karena selain konsumsi masyarakat yang semakin banyak. Sapi tersebut juga kebanyakan dikirim ke daerah luar Pulau Madura, sehingga dengan pasokan sapi yang tidak begitu banyak mulai berdampak terhadap tinggi harga sapi di pasaran.
“Sekarang harga sapi mulai naik, karena pasokan sapi dari peternak tidak banyak, sedangkan kebutuhan cukup banyak. Akibatnya harga sapi terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan, sehingga jika permintaan terus meningkat, maka harga sapi semakin tinggi,” kata Salim (41) salah seorang pedagang sapi di Kabupaten Sumenep, Sabtu (21/5/2016).
Disebutkan, bahwa kenaikan harga sapi tersebut memang sering terjadi ketika menjelang bulan Puasa, itupun kenaikan tidak tanggung-tanggung, sebab setiap ekor sapi bisa mencapai Rp. 1.000.000 per ekor. Namun ketika menjelang hari raya Idul Fitri masih lain lagi, karena setiap ekornya kenaikan harga sapi bisa mencapai Rp. 2.000.000 hingga Rp. 3.000.000 per ekor.
“Ya kalau sekarang masih baru naik, tetapi semakin lama harga sapi itu tambah tinggi, karena kebutuhan akan semakin banyak. Sebab sapi yang dibeli disini kebanyakan dikirim ke luar daerah, seperti Kalimantan dan Jakarta,” jelasnya.
Saat ini harga sapi dengan ukuran besar sudah mencapai kurang lebih Rp. 17.000.000 per ekor, padahal sebelumnya harga sapi tersebut hanya berkisar antara Rp. 16.000.000 per ekor. sedangkan untuk sapi ukuran yang biasanya harganya hanya Rp. 13.000.000 per ekor, kini sudah mencapai Rp. 14.000.000 ekor.
Biasanya sapi yang di pasarkan di daerah ini, baik oleh pedagang maupun peternak merupakan sapi lokal Madura, sehingga sapi-sapi tersebut banyak diminati oleh masyarakat daerah luar, karena memiliki khas daging yang berbeda dengan sapi dari daerah lain di luar Pulau Madura.
[M. Fahrul]