Warga Pulau Rimau Balak Lestarikan Terumbu Karang

SENIN, 7 MARET 2016
Jurnalis: Henk Widi / Editor: Gani Khair / Sumber foto: Henk Widi

LAMPUNG—Kelompok masyarakat nelayan di sekitar Pulau Rimau Balak Kecamatan Ketapang Lampung Selatan Provinsi Lampung mulai melakukan pemeliharaan terumbu karang di sekitar Pulau Rimau Balak. Pemeliharaan terumbu karang dilakukan oleh sebagian masyarakat setelah mengetahui potensi terumbu karang sebagai sumber penghasilan sebagai habitat berbagai jenis ikan.


Selain kesadaran masyarakat anggota Sat Polair Polres Lampung Selatan terus menyosialisasikan kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga dan melestarikan terumbu karang beserta binatang yang dilindungi oleh Undang Undang.
“Tingkat kesadaran masyarakat setempat terutama di sekitar Pulau Rimau Balak sudah mulai bagus karena kita setiap saat menyampaikan kepada masyarakat mengenai dampak yang ditimbulkan dari proses perusakan terumbu karang,” ujar salah satu anggota Satpolair Polres Lampung Selatan Brigpol Deden Suyanto mewakili Kasatpolair Polres Lampung selatan Iptu Baharudin kepada media Cendananews.com Senin (6/3/2016)
Ia mengatakan tumbuhnya tingkat kesadaran masyarakat itu bisa dilihat ketika salah seorang warga Pulau Rimau Balak secara tidak sengaja menemukan penyu langka berupa penyu batik saat sedang memancing di tengah laut.
Pulau Rimau Balak
Penyu langka yang berusia lebih dari 25 tahun itu tersangkut mata pancing oleh salah seorang nelayan ketika sedang mencari ikan di tengah laut dan saat mengetahui adanya penyu yang tertangkap itu, langsung dilaporkan ke polisi air kemudian dilepasliarkan.
“Di sini kita bisa melihat adanya kesadaran warga ketika mendapatkan binatang langka seperti penyu. Warga yang menemukan itu langsung menghubungi kantor polisi bahkan melepasliarkan penyu tersebut,” katanya.
Dia mengatakan, lokasi penangkapan ikan yang berada di tengah laut dengan menggunakan perahu itu memang terkadang nelayan mendapatkan penyu karena Kepulauan Rimau Balak, Pulau Kandang Lunik, Kandang Balak  merupakan salah satu gugusan pulau  yang mempunyai habitat penyu.
Selain itu warga juga mulai menjaga kondisi terumbu karang di wilayah mereka dengan tidak menggunakan alat tangkap yang tidak membahayakan habitat alami terumbu karang dan ikan diantaranya penggunaan jaring serta penggunaan bahan kimia dan bom ikan.
Selain kesadaran dari masyarakat Brigpol Deden Suyanto mengungkapkan selain itu dibentuk juga kelompok sadar wisata serta perlindungan terumbu karang. Pembentukan kelompok sadar wisata tersebut setelah beberapa komunitas selam (diving) mulai melakukan aktifitas menyelam di sekitar Pulau Rimau Balak.
“Kesadaran masyarakat untuk pemeliharaan terumbu karang sangat bagus selain menunjang penghasilan dari tangkapan juga menjadi destinasi wisata” ungkap Yanto.
Keunikan habitat terumbu karang di Pulau Rimau Balak menurut Yanto yang juga menyukai olahraga menyelam diantaranya berupa karang keras serta berbagai jenis karang lainnya . Selain itu gerombolan ikan hias jenis ikan pelagis  sering dijumpai penyelam diantaranya jenis Fuslier, Juvenile Tuna, Snapper, Sweetlips.Sementara itu jenis ikan dasar diantaranya ikan Gobies, Lionfish, Goatfish, selain itu beberapa jenis gurita dan kepiting, moluska, ular laut dan penyu.
Salah satu warga Pulau Rimau Balak, Johari(40) mengaku selain kesadaran memelihara lingkungan terumbu karang dengan tidak membuang sampah ke laut warga juga mulai melakukan penanaman Mangrove yang digunakan sebagai habitat beberapa jenis burung. Penanaman mangrove juga dilakukan untuk menjaga abrasi serta terjangan angin laut.
“Sampah laut rata rata berasal dari sungai sungai di Pulau Sumatera dan juga penumpang kapal yang membuang sampah plastik ke laut di Selat Sunda,”ungkapnya.
Ia berharap kesadaran masyarakat bisa menjaga kelestarian terumbu karang serta jenis ikan yang ada di wilayah tersebut. Selain menjadi sumber penghasilan nelayan juga bisa menjadi destinasi wisata pecinta alam bawah air serta pecinta olahraga selam.
Lihat juga...