RABU, 13 JANUARI 2016
Jurnalis: Charolin Pebrianti / Editor: Gani Khair / Sumber foto: Charolin Pebrianti
Jurnalis: Charolin Pebrianti / Editor: Gani Khair / Sumber foto: Charolin Pebrianti
SURABAYA—Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) menggelar kuliah umum bertemakan ‘Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Surabaya’ di Ruang Serbaguna Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari, Rabu (13/1/2016).
![]() |
Suasana kuliah umum di UNUSA |
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Ir. Musdiq Ali Suhudi MT., menjelaskan terkait kesehatan lingkungan yang ada di Surabaya masih mengkhawatirkan terutama air.
“Seperti air yang ada di Surabaya berasal dari permukaan sungai Kalimas dan Jagir, dengan kualitas nomor 3, dan tidak layak minum hanya bisa digunakan untuk mandi dan cuci,” terangnya.
Masalah lingkungan lain, seperti alat transportasi pribadi yang membludak di Surabaya. Data Tahun 2012 saja, dengan jumlah penduduk 3 juta, jumlah motor 5 juta unit, sedangkan mobil 1 juta unit.

“Jumlah kendaraan di Surabaya 2 kali lipat jumlah penduduk, pasalnya masyarakat tidak minat untuk naik angkutan umum,” ujarnya.
Musdiq menambahkan masalah lain akibat banyaknya kendaraan, yaitu macet. Jalan Mayjend Sungkono, HR Muhammad, Kertajaya sudah 1 sedangkan ambang normal itu 0,4-0,5.
“Masalah lain, sampah rumah tangga 8-9 ribu ton per meter kubik. Sedangkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hanya bisa mengolah 1,4 ribu ton per meter kubik,” terangnya.
Sampah tersebut sebenarnya sudah dipilah oleh masyarakat, namun saat pengangkutan ke TPA semua sampah kembali dicampur aduk.
“Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Surabaya termasuk kategori sedang,” tukasnya.
Musdiq menerangkan ada 5 (lima) cara untuk mengurangi permasalahan lingkungan, pertama perbanyak Car Free Day (CFD) lima lokasi di Surabaya. Kedua, pengembangan transportasi massa, dalam monorail dan trem, ada gerbong khusus untuk mengangkut sepeda. Ketiga, pedestrian jalur sepeda harus diperbanyak. Keempat, pengelolaan sampah dengan 3R (Reuse, Reduce, Recycle).
“Kelima, melibatkan masyarakat dalam kelola sampah harus utama,” tegasnya.
Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.eng., menerangkan adanya kegiatan ini agar mahasiswa lebih peduli dengan lingkungan.
“Contoh kecilnya, mahasiswa harus punya kesadaran sendiri, misalnya mencuci pakaian sendiri, membuang sampah di tempatnya, makan menggunakan alat makan tidak sekali pakai,” pungkasnya.