Elisa, Bekerja Keras Demi Keluarga dan Mewujudkan Cita-Cita Sebagai Pegawai Bank

SABTU, 23 JANUARI 2016
Jurnalis: Charolin Pebrianti / Editor: Gani Khair / Sumber foto: Charolin Pebrianti

SURABAYA—Memiliki kehidupan ekonomi yang mapan, keluarga yang sehat dan pendidikan tinggi tentu menjadi impian semua orang. Namun tidak setiap orang bisa mendapatkan hal tersebut.  Salah satunya gadis yang berasal dari Sumenep, Madura 
bernama Nur Elisa (18 tahun).

Elisa saat hendak menjalankan sholat

Elisa panggilannya, gadis berkerudung juga berkulit sawo matang ini mengaku demi membantu ekonomi keluarga. Dirinya lebih memilih bekerja daripada melanjutkan pendidikannya.
“Kalau melanjutkan kuliah, kasihan orang tua saya. Tidak ada biaya untuk sekolah lagi,” terangnya kepada Cendana News, Sabtu (23/1/2016).
Elisa sekarang bekerja di sebuah perusahaan di Waru, Sidoarjo. Ia mendapat pekerjaan sebagai seorang sales (tenaga pemasaran) yang menjual alat pijat refleksi dan buku cepat belajar bahasa Inggris. Elisa harus menawarkan dua jenis barang tersebut dari rumah ke rumah. Untuk alat pijat refleksi, ia menjualnya seharga 120 ribu sedangkan buku dijual seharga 60 ribu. Per hari Elisa harus bisa menjual dagangannya masing-masing item satu per harinya. 
“Alat pijatnya bisa digunakan untuk seluruh tubuh, sedangkan bukunya khusus untuk anak-anak,” ujarnya.
Elisa berangkat mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Ia mendapatkan tugas berjualan di sepanjang Jalan Mayjend Sungkono dan Jalan Hr. Muhammad.
Elisa dijanjikan gaji sebesar Rp 950 ribu dari kantornya. Apabila ia mampu memenuhi target penjualan sebesar 15 juta, ia akan mendapatkan bonus 2% dari total penjualan tersebut. 
Pernah suatu hari, ia mampu menjual alat refleksi sebanyak 3 buah. Elisa mendapatkan bonus sebesar 30 ribu dari bosnya. Uang tersebut cukup besar bagi Elisa. “Saya dapat bonus itu pada tanggal 8 Januari 2016, alhamdulilah bisa untuk nambah-nambah uang jajan,” ucapnya.
Pekerjaan yang ia tekuni sekarang ini bukanlah pekerjaan yang semudah dibayangkan orang awam, karena dengan target mampu menjual per item hanya satu, nampak mudah. Tapi tidak demikian yang dialami Elisa, ia sering mendapat penolakan yang keras bahkan kasar. Tetapi ia tetap menjalankan tanggung jawabnya dengan baik dan penuh kesabaran. Ia sadar bahwa bekerja memang tidak semudah berkata-kata. 
Gadis lulusan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sumenep ini menyimpan cita-cita sebagai pegawai bank. Ia berharap dengan menabung dari hasil pekerjaannya sekarang, suatu saat ia bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi guna mewujudkan cita-citanya. 
Dengan latar belakang keluarga yang pas-pasan Elisa bertekad mewujudkan mimpinya karena ia ingin mengangkat status sosial keluarganya. Ayahnya seorang pekerja bengkel di dekat rumahnya di Sumenep, sementara kakaknya memilih berjualan di rumah orang tuanya, ibunya hanya ibu rumah tangga biasa. Dan Elisa sendiri sebagai anak kedua, ingin memiliki kehidupan yang jauh lebih baik dari orang tua dan kakaknya. 
“Saya ingin terus bekerja, pokoknya demi membantu perekenomian keluarga asal halal saya tidak malu dan tidak pilih-pilih,” pungkasnya.
Lihat juga...