Sistem Hidroponik Solusi Pertanian di Perkotaan


MALANG — Bagi sebagian masyarakat, bercocok tanam atau berkebun sudah menjadi hobi bahkan bisa menjadi peluang bisnis yang menggiurkan jika terus ditekuni. Namun, ketersediaan dan keterbatasan lahan terutama bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan menjadi sebuah masalah tersendiri bagi mereka yang ingin menyalurkan minat mereka dalam dunia pertanian. Disitulah peran sistem pertanian Hidroponik dibutuhkan untuk menjadi solusi pertanian ditengah keterbatasan lahan seperti yang disampaikan
Tofan salah satu penggiat sistem pertanian hidroponik dari Komunitas Hidroponik Malang menyampaikan bahwa bagi masyarakat perkotaan yang ingin memiliki tanaman sehat yang bisa di konsumsi sendiri atau diperjualbelikan namun tidak memiliki lahan untuk bertani, sistem Hidroponik bisa menjadi salah satu solusi pertanian diperkotaan seperti di kota Malang.
Ia menambahkan, hidroponik sendiri berasal dari kata hydro yang berarti air dan ponic (ponos) yang berarti daya atau kerja. Jadi sistem Hidroponik merupakan cara bertanam dengan menggunakan air dan tanpa menggunakan tanah.
Karena tidak menggunakan tanah dan hanya menggunakan air maka air harus dicampur dengan nutrisi tanaman berbentuk cair yang sering disebut AB mix untuk pertumbuhan tanaman. 
“Banyak yang menganggap bahwa nutrisi tanaman ini sama dengan menggunakan bahan kimia. Namun menurut saya jika dilihat asal usul bahannya, nutrisi ini terbuat dari mineral bumi yang sudah diproses sehingga berbeda dari bahan kimia,” jelasnya kepada Cendana News di sela-sela acara Pasar Tani di Rampal, Minggu (13/12/2015).
Dalam hidroponik terdapat dua jenis media tanam yaitu sekam bakar dan rock wool. Tetapi, dari kedua jenis media tanam ini masyarakat lebih banyak menggunakan rock wool karena lebih praktis. Untuk memulai bertanam dengan Hidroponik, pertama-tama rock wool dibasahi dengan air tanpa nutrisi hingga lembab kemudian benih dimasukkan. Setelah nanti benih sudah tumbuh dan mengeluarkan 4-5 helai daun, barulah dipindahkan ke sistem Hidroponik dengan campuran air dan nutrisi.
Untuk perbandingan air dengan nutrisi bagi tanaman yang masih kecil bisa digunakan perbandingan 5:5:2 (5 ml nutrisi A:5 ml nutrisi B:2 liter air). Sedangkan untuk tanaman yang sudah besar bisa digunakan perbamdingan 5:5:1.
Bagi tanaman sayuran daun seperti Selada, Sawi dan Phocoy cukup menggunakan perbandingan 5:5:2 karena jika nutrisinya terlalu pekat maka rasa dari sayuran tersebut menjadi pahit, terangnya.
Sistem hidroponik ini sangat cocok digunakan untuk tanaman sayur maupun buah seperti strawberi. Kelebihan dari sistem Hidroponik sendiri menurut Tofan yaitu lebih mudah dalam perawata, lebih cepat panen, tanaman lebih segar dan sehat dan harga jualnya lebih mahal, tuturnya.
Bagi masyarakat yang ingin mencoba sistem hidroponik dalam jumlah tanaman yang sedikit dan hanya untuk di konsumsi sendiri bisa menggunakan bahan-bahan seperti botol air mineral, toples maupun sterofoam. Namun apabila ingin mencoba dengan jumlah tanaman yang lebih besar dan ingin dijadikan bisnis, bisa menggunakan paralon sebagai wadah.
Tofan mengatakan, meskipun masih terbilang baru namun antusias masyarakat terhadap sistem pertanian alternatif ini cukup besar, terbukti dari banyaknya masyarakat yang mulai mencari tahu dan berkonsultasi. 
Di kesempatan ini, Taufan juga menjajakan dagangannya berupa Nutrisi ABmix yang dipatok dengan harga Rp15 ribu, selain nutrisi ia juga menjual berbagai benih sayuran dengan harga yang sangat terjangkau, yaitu 5-10 ribu.
Minggu, 13 Desember 2015/Jurnalis: Agus Nurchaliq/Editor: Gani Khair/Foto: Agus Nurchaliq
Lihat juga...