
LAMPUNG — Bentang alam yang kaya dan menarik terdiri dari bukit bukit, perkebunan sawit, perkebunan kakao, embung menyerupai danau buatan, pohon pohon asri dan hijau menjadi daya tarik untuk mendekatkan diri dengan alam. Suasana tersebut ada di Rumah Kalkun yang berada di Jalan Betara Desa sukoharjo I, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung. Udara yang sejuk dengan gubuk gubuk kecil di tepi embung menjadikan lokasi ini cocok untuk mendirikan tenda atau berkemah.
Pemilik Rumah Kalkun yang juga menjadi pusat pelatihan pertanian dan perdesaan swadaya (P4S) Ir. Bambang Cahyo Murad mengungkapkan lingkungan yang hening, asri menjadikan tempat yang dikelolanya tersebut digunakan sebagai tempat berkemah. Beberapa tenda bahkan telah disiapkan dan jika penghobi kemah pun bisa membawa tenda untuk melakukan aktifitas camping di zona zona yang sudah disiapkan.
“Zona zona berkemah sudah disiapkan terutama di sekitar embung yang menyerupai danau sehingga suasana alami penghobi camping bisa tersalurkan tanpa harus pergi jauh jauh,”ungkap Bambang kepada Cendana News sambil memperlihatkan lokasi untuk berkemah yang masih bisa menampung puluhan tenda, Minggu (13/09/2015).
Lokasi kemah yang berada di pinggir embung bahkan memungkinkan pengunjung bisa melakukan aktifitas memancing, menjala ikan dan membakarnya di tempat yang sudah disiapkan. Cendana News bahkan berkesempatan merasakan berada di tenda berbentuk dome yang didirikan di atas rumput hijau di bawah pohon Jambu Jamaica dan pohon kelengkeng.
Tenda berbentuk dome yang bisa memuat dua hingga tiga orang dewasa tersebut didirikan secara portable dan bisa dirapikan jika tidak dibutuhkan. Paket berkemah yang ditawarkan oleh Rumah Kalkun pun terbilang masih ekonomis karena bisa dinegosiasi tergantung apakah pengunjung akan memasak sendiri dengan membawa bekal atau meminta pengelola untuk menyiapkan menu mulai dari makan pagi hingga makan malam.
Salah seorang pengunjung di rumah Kalkun, Supriyanto bahkan mengaku merasakan kenyamanan saat berkemah di tenda dan bisa memancing di embung yang merupakan resapan dan penampungan air sekaligus tempat memelihara berbagai jenis ikan air tawar. Supri bahkan sempat kehilangan pancing akibat terbawa ikan gurame berukuran besar.
“Menikmati keheningan salah satun caranya bisa dengan berkemah dan ini tentunya menjadi liburan di luar liburan pada umumnya, menyenangkan apalagi mengajak putera puteri kita,”ungkap Supriyanto.
Berada jauh dari hiruk pikuk kota dan kehidupan sehari hari selain bisa tinggal di tenda, Rumah Kalkun juga menawarkan pondokan menyerupai villa terbuat dari kayu jati. Villa yang menawarkan view embung dan matahari terbit tersebut terdiri dari dua lantai yang bisa dimanfaatkan untuk menginap. Sensasi berada di alam merupakan tawaran menarik bagi penyuka keheningan dan tinggal di alam setelah sibuk dengan rutinitas pekerjaan.
Bambang sang pemilik Rumah Kalkun mengungkapkan, konsep camping yang sedang dibuat seiring dengan konsep edu agrowisata dimana pengunjung diharapkan bisa berlibur, belajar dan berwisata sekaligus mendapatkan ilmu. Sasaran para pelajar memungkinkan pelajar terutama anak anak usia Sekolah Dasar (SD) bisa lebih mengenal alam dari dekat sekaligus belajar cara beternak, memelihara ikan dan bertani.
Sisi positif berkemah bagi anak anak usia pelajar menurut Bambang diantaranya menumbuhkan sikap gotong oyong, kebersamaan dan belajar hal hal baru. Mendirikan tenda portable yang sederhana pun tetap bisa digunakan untuk menjaga kebersamaan meskipun bagi anak anak usia sekolah dasar harus tetap mendapat pengawasan dari guru pembimbing. Sementara bagi anak usia tersebut berkemah di lokasi tersebut pun tak harus menginap dan bisa dilakukan seharian penuh.
Sementara bagi yang ingin benar benar menginap terutama kelompok mahasiswa, pelajar suasana berkemah pada malam hari pun tak kalah menarik karena bisa menikmati kalkun panggang yang juga disiapkan sambil mengikuti game game menarik. Duduk di sekitar api unggun dan bisa sambil menunggu pancing yang dilemparkan ke embung untuk menangkap ikan.
Bambang berharap akan semakin banyak orang tertarik untuk belajar budidaya kalkun yang merupakan ciri khas usaha yang digelutinya sekarang. Salah satu cara untuk mengetahui lebih dekat tata cara budidaya kalkun pun dibuatkan konsep pelatihan dan salah satunya pengunjung bisa menginap di tenda yang sudah disiapkan.
Meski berkemah, namun keunikan berkemah di Rumah Kalkun ungkap Bambang sedikit berbeda. Sebagai lokasi berkemah keluarga di tempat ini pun masih tetap mendapatkan sinar listrik karena berbeda dengan berkemah di alam bebas. Anak anak usia sekolah dasar pun bisa bermain sambil belajar di lokasi perkemahan diantaranya kegiatan: menggambar, mewarnai serta belajar bahasa Inggris dengan melakukan pengenalan nama nama pohon dan binatang.
“Pohon pohon di sini diberi nama latin dan tentunya akan menjadi lokasi belajar anak anak sehingga belajar sambil bermain,”ungkap Bambang.
Bagi keluarga yang ingin mengajak putera puterinya bermain juga disiapkan permainan berupa bola, jaring penangkap serangga, mainan anak anak. Selain itu ke depan tambahan perpustakaan khusus buku anak anak akan ditempatkan di lokasi tersebut agar membuat anak anak betah berkemah dan sekaligus sarana edukasi.
Lokasi kemah juga ditata sedemikian rupa sehingga dihubungkan dengan jembatan dari bambu yang memisahkan dari lokasi parkir atau dunia luar sehingga memudahkan pengawasan bagi anak anak. Bagi keluarga yang memiliki anak anak kecil, Rumah Kalkun yang menyediakan menu kuliner olahan kalkun diantaranya kalkun goreng, sup kalkun, pindang kalkun dan olahan kuliner lain bisa menikmatinya sambil berkemah. Silakan dicoba!


MINGGU, 13 September 2015
Jurnalis : Henk Widi
Foto : Henk Widi
Editor : ME. Bijo Dirajo