Petani di Lombok Enggan Tanam Tembakau Karena Sering Merugi

Tanaman tembakau petani di Desa Mujur yang masih berumur kecil nampak sudah mulai tumbuh menghijau

CENDANANEWS (Lombok) – Meski musim kemarau telah tiba di mana pada musim ini sebagian masyarakat petani Kabupaten Lombok Tengah khususnya bagian selatan bisanya menanam tembakau. Tapi tahun ini banyak di antara petani tidak menanam dan lebih memilih menanami sawahnya dengan tanaman palawija berupa kedelai, jagung maupun tanaman lain.

Masyarakat jera menanam tembakau dikarenakan sering rugi tiap kali nanam atau waktu panen tiba, kalau tidak karena cuaca yang terkadang tidak menentu dan tiba-tiba hujan sehingga menyebabkan tanaman tembakau rusak.

“Selain itu pembayaran tembakau yang seringkali macet dari para rentenir  yang memberikan pinjaman modal awal termasuk pupuk dan obat-obatan lain,” kata Darmawan petani asal Desa Mujur Loteng, Rabu (3/6/2015).

Lebih parah lagi lanjut Darmawan, banyak di antara petani menghasilkan tembakau sampai puluhan kwintal dengan kualitas daun tembakau tinggi, namun oleh para rentenir dibeli dengan harga murah.

“Itupun pembayarannya seringkali macet dan dicicil setelah dua sampai tiga kali panen, lebih parah lagi tembakau petani yang jumlahnya mencapai puluhan kwintal tidak dibayar dan terkena tipu para rentenir,”katanya.

Masalah modal selama ini memang menjadi permasalahan yang seringkali menimpa petani setiap musim tanam tembakau tiba, baik di Lombok Tengah bahkan Pulau Lombok secara keseluruhan. Ruang itulah yang seringkali dijadikan celah para rentenir masuk memberikan pinjaman modal, bibit, pupuk dan obat-obatan dengan membuat perjanjian dan aturan mengikat dan merugikan petani.

Lihat juga...