Ikan Berlimpah Nelayan Bakau Olah Jadi Ikan Asin Rebus

Sobri menunjukkan proses penjemuran ikan ikan asin rebus dan teri jengki
CENDANANEWS (Lampung) – Produksi ikan tangkap di Selat Sunda yang diperoleh nelayan dimanfaatkan untuk pembuatan ikan asin rebus  di Dusun Muara Piluk Desa Bakauheni, Lampung Selatan Provinsi Lampung. Sebagian besar nelayan di Muara Piluk merupakan nelayan yang melaut di perairan Selat Sunda. 
Menurut salah seorang nelayan yang juga pemilik usaha pembuatan ikan rebus di Bakauheni, Sobri(36) untuk jenis ikan tertentu yang tidak dijual dalam kondisi segar biasanya dijual kepada Sobri untuk dijadikan ikan asin.
“Kami menerima jenis ikan tanjan, ikan teri nasi dan ikan teri jengki yang semuanya akan dikeringkan dan dijual dalam keadaan kering,” ungkap Sobri kepada Cendananews.com Sabtu (18/4/2015).
Proses pengolahan ikan asin hingga penjemuran
Proses pengolahan ikan asin hingga penjemuran
Sobri mengaku produksi pembuatan ikan asin rebus tersebut sudah dijalankan sejak tahun 1990-an dan dimuali dalam skala kecil. Usaha tersebut akhirnya berkembang dengan semakin banyaknya permintaan akan ikan teri dan ikan asin rebus.
Setelah usahanya berkembang beberapa karyawan dilibatkan dalam usaha tersebut mulai dari proses perebusan, penjemuran hingga proses pengepakan sebelum dikirim ke konsumen.
Sobri mengaku dalam setiap minggunya ia mengirimkan ikan asin serta ikan teri yang sudah dikemas ke berbagai kota diantaranya Jakarta, Bekasi, Palembang serta beberapa kota lain. Dalam sekali pengiriman ia mengaku mengirim sekitar 4 hingga 5 ton ikan asin serta teri rebus kering. 
Omzet pengolahan ikan tersebut diakuinya mencapai puluhan juta dan bisa membantu perekonominan dirinya juga bagi nelayan di daerah tersebut terutama dengan adanya Koperasi Simpan Pinjam Nelayan.
Dari penjelasan Sobri, proses pengolahan ikan asin rebus dan ikan teri tersebut terbilang sederhana. Ikan ikan yang dibeli dari nelayan setempat dikumpulkan di gudang penampungan dalam bak bak serta ember khusus yang selanjutnya akan diberi garam untuk pengawet alami, selanjutnya para pekerja akan memindahkan dalam alat bernama “semoko” yang dipakai untuk merebus.
“Proses perebusan akan memakan waktu sekitar lima belas menit lalu diangkat dan dilakukan penjemuran jika sedang panas terik penjemuran memakan waktu sekitar empat jam lalu diangkat,” ungkap Sobri.
Proses pengolahan ikan asin hingga penjemuran
Proses pengolahan ikan asin hingga penjemuran
Sobri mengaku dengan usaha yang dilakukannya ia telah ikut membantu warga di Muara Piluk yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Selain itu ia pun bisa menyerap tenaga kerja yang ada di daerah tersebut.
Proses perebusan hingga penjemuran ikan asin rebus tersebut menurut Sobri dilakukan oleh kamum laki laki. Sedangkan pada saat proses penyortiran dan pengepakan akan dilakukan oleh kaum wanita.
“Ikan yang direbus hingga penjemuran biasanya masig bercampur dengan ikan berbagai ukuran, nanti jika tahap penyortiran akan dipilih sesuai standar sesuai permintaan pasar,” terang Sobri.
Sementara itu salah seorang nelayan lain Sadikin (45) mengaku dirinya biasa menjual ikan teri kepada Sobri untuk dijadikan teri kering. Saat ini diakuinya hasil tangkapan jenis ikan teri dan cumi sedang bagus demikian juga dengan ikan lainnya.
“Cuaca untuk melaut sedang bagus sehingga ikan melimpah, kalau ikan berukuran besar biasanya dijual di Tempat Pelelangan Ikan sementara jenis teri disetor ke pengolahan ikan teri,” ujar Sadikin.
Proses pengolahan ikan asin hingga penjemuran
Sobri menunjukkan proses penjemuran ikan ikan asin rebus dan teri jengki
Keberadaan Tempat Pelelangan Ikan di tempat tersebut serta pengolahan ikan asin diakui oleh Sadikin dan nelayan di Muara Piluk ikut membantu perekonomian nelayan sebab selain dijual ke pasar, para konsumen biasanya sudah membeli ikan hasil tangkapan mereka di pelelangan.
Lihat juga...