Kontroversi Kepres No 2 Tahun 2022, Pengurus Moseum Soeharto Buka Suara

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Cendana News, YOGYAKARTA — Hingga saat ini mungkin masih banyak yang belum tahu, tanggal 1 Maret ditetapkan sebagai hari apa? Apakah hubungannya dengan Sri Sultan HB ke IX, Jendral Soedirman serta Soeharto.

Sebagaimana diketahui, memang pada akhir Februari 2022 lalu, Pemerintah RI melalui Presiden Jokowi baru saja menetapkan tanggal 1 Maret sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara melalui Kepres No 2 tahun 2022.

Sayangnya penetapan 1 Maret sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara tersebut menuai banyak kritikan. Pasalnya dalam Kepres No 2 tahun 2022 itu, nama sosok Soeharto, tidak disebutkan dalam peristiwa bersejarah Serangan Umum 1 Maret atau dikenal dengan Serangan 5 Jam itu.

Terlebih sejumlah nama yang tidak terlibat langsung dalam pertempuran yakni Sri Sultan HB IX, Jendral Soedirman, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta, justru disebut dalam Kepres No 2 tahun 2022 itu.

Ada sejumlah pihak yang menyebut, hal ini menjadi blunder karena dinilai ada upaya untuk menghilangkan sejarah peristiwa Serangan Umum 1 Maret tersebut. Meskipun pihak Istana membantah, dengan mengatakan bahwa nama Soeharto beserta sejumlah pimpinan TNI lainnya disebut dalam penjabaran kepres tersebut.

Pengurus Moseum Memorial HM Soeharto, Gatot Nugroho, di dusun Kemusuk, Argomulyo Sedayu Bantul sendiri mengaku sangat menyayangkan hal ini. Sebab menurutnya Letkol Soeharto merupakan sosok yang secara teknis strategis memimpin Serangan Umum 1 Maret 1949.

“Proses adanya SO ini adalah strategi melaksanakan perintah kilat Panglima Besar Soedirman dengan mengadakan Serangan Umum yang dilakukan pada malam hari sejak tgl 29 Desember 1948, 9 Januari 1949, 17 Januari 1949 dan ke 4 pada 4 Februari 49. Puncaknya adalah Serangan Umum 1 Maret yang dilakukan pada pagi-siang hari,”katanya.

Lihat juga...