Beberapa upaya dalam rangka mempercepat pemanfaatan EBT antara lain penambahan kapasitas pembangkit EBT dengan fokus kepada PLTS, substitusi energi primer melalui biodiesel 30 persen, co-firing, dan pengolahan sampah berteknologi refuse drived fuel (RDF).
Selanjutnya, konversi energi primer fosil dengan pembangkit listrik EBT, biogas, dan pellet untuk memasak. Kemudian, mendorong pemanfaatan EBT non listrik dan non BBM, seperti briket, woodchip, pellet, dan pengolahan serta pengering produk pertanian.
Anggota Komisi VII DPR Dyah Roro Esti meminta pemerintah untuk merumuskan strategi terkait kelistrikan karena proyek 35.000 megawatt masih didominasi dari pembangkit bertenaga batu bara.
“Kita perlu mengembangkan strategi ke depan karena saat kita berbicara mengenai listrik supaya itu bisa bersumber dari bahan-bahan ramah lingkungan, sekaligus bagian dari komitmen kita pada Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016 tentang Kesepakatan Paris,” kata Dyah. [Ant]