Komunikasi Risiko Sangat Penting di Masa Pandemi
“Dengan begitu, kita akan mendapatkan kerja sama yang lebih baik,” kata Nursila.
Dari penelitian kolaborasi yang dilakukan Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia dan Savica Consultancy, kata dia, menunjukkan sebesar 31,50 persen masyarakat memilih kelompok RT/RW sebagai tempat pilihan mendapatkan informasi tentang pandemi Covid-19.
Kelompok RT/RW ini berada di posisi ke lima dipilih oleh masyarakat, setelah kelompok aparat dan instansi pemerintah (69,80%), tenaga kesehatan (64,40%), tokoh masyarakat (42,10%), dan kelompok akademisi/lembaga penelitian (34,20%).
Sementara itu, Ketua Pusat Pengembangan Media dan Kehumasan Universitas Airlangga Surabaya, Suko Widodo, mengatakan untuk menumbuhkan rasa kepercayaan masyarakat dalam komunikasi risiko di masa pandemi Covid-19.
Selain itu, kata dia, pemerintah juga seharusnya mengalokasikan dana khusus untuk melakukan proses komunikasi dan penyebaran informasi penanggulangan pandemi Covid-19 di masyarakat. Dana ini disarankan agar diberikan dan dikelola langsung oleh kelompok-kelompok komunitas, di tingkat-tingkat terkecil di lingkungan masyarakat.
“Pemerintah seharusnya jangan merasa pintar. Serahkan saja sejumlah dana yang dialokasikan untuk komunikasi kepada kelompok-kelompok masyarakat di lingkungan paling bawah seperti NU, Muhammadiyah, Dasa Wisma, RT/RW, Media, dan yang lain-lain, karena mereka yang paling mengetahui dan memiliki cara komunikasi sendiri. Jika ada dukungan finansial yang memadai, maka proses komunikasi itu akan cepat teratasi,” katanya.
Kelompok-kelompok di tingkatan terkecil di masyarakat ini, dianggap Suko Widodo sebagai pihak yang paling mengetahui cara menyebarkan informasi yang tepat kepada lingkungan sekitar mereka. Mereka memiliki informasi dan tahu persis bagaimana komunikasi harus dilakukan.