Lonjakan Kasus Covid-19 di Eropa Picu Menguatnya Dolar AS

Ilustrasi - Dolar Amerika Serikat. ANTARA/REUTERS

NEW YORK – Mata uang safe-haven dolar menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), mendorong euro ke posisi terendah satu minggu, di tengah berita penguncian (lockdown) di Jerman dan Prancis saat kasus virus Corona, melonjak.

Sementara, pengukur volatilitas tersirat dalam mata uang Eropa dan yen mencapai tertinggi beberapa bulan ketika para pedagang memposisikan diri untuk pemilihan AS pada Selasa depan (3/11/2020).

Jerman memutuskan untuk menutup bar-bar dan restoran-restoran selama sebulan, dan Prancis bersiap untuk memperketat kontrol pada pergerakan saat pandemi melonjak di seluruh Eropa dan pasar keuangan jatuh, dengan kemungkinan kerugian dari penguncian ke dua.

Komisi Eropa mengusulkan serangkaian tindakan baru untuk memerangi pandemi di Uni Eropa, menyebut lonjakan baru infeksi “mengkhawatirkan”.

“Ketika segala sesuatunya menjadi menakutkan, semua orang bergegas ke dolar,” kata John Payne, pialang berjangka dan opsi senior, di Daniels Trading, di Chicago.

“Pasar mata uang saat ini sedang menghadapi masalah-masalah di Eropa dan Eropa – saya tidak tahu apakah pasar berpikir mereka memiliki banyak peluru tersisa untuk ditembakkan pada hal ini. Dari sudut pandang pelonggaran kuantitatif, itulah yang akan terjadi. Anda melihat dolar menjadi lebih menarik, karena mungkin Trump tidak akan mengarah ke sana.”

Pedagang bersiap untuk volatilitas saat pemilu AS semakin dekat. Kandidat presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, memimpin atas petahana dari Partai Republik, Donald Trump, secara nasional dengan 10 poin persentase, jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan.

Lihat juga...