La Nina Datang, Tiga Wilayah di Jateng Rawan Bencana Banjir
Editor: Makmun Hidayat
SEMARANG — Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hingga akhir September 2020, pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudera Pasifik Ekuator menunjukkan bahwa anomali iklim La Nina sedang berkembang.
Indeks ENSO (El Nino-Southern Oscillation) memperlihatkan, selama enam dasarian terakhir, suhu permukaan laut di wilayah Pasifik tengah dan timur dalam kondisi dingin, dengan nilai anomali telah melewati angka -0.5°C, yang menjadi ambang batas kategori La Nina.
Perkembangan nilai anomali suhu muka laut di wilayah tersebut, masing-masing adalah -0.6°C pada bulan Agustus, dan -0.9°C pada bulan September 2020.
Dari hasil tersebut, diperkirakan akan terjadi peningkatan curah hujan akibat La Nina, yang berpotensi menjadi pemicu terjadinya bencana hidro-meteorologis seperti banjir dan tanah longsor.
“Kita perkirakan, pada musim hujan mendatang ada kecenderungan curah hujan akan lebih tinggi. Melihat hal tersebut, kita mengimbau masyarakat untuk meningkatkan mitigasi potensi bencana, seperti banjir dan tanah longsor,” papar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang, Iis Widya Harmoko, saat dihubungi, Minggu (4/10/2020).
Dipaparkan, untuk di sebagian wilayah Jateng, hujan akan mulai pada akhir bulan Oktober 2020. ” Awal musim hujan di Jateng akan masuk di wilayah bagian tengah. Kemudian secara bertahap akan meluas ke wilayah lainnya,” tambahnya.
Tidak hanya itu, beberapa kondisi fisis dan dinamika atmosfer juga diperkirakan menunjukkan potensi penambahan curah hujan. “Memasuki musim pancaroba, cuaca ekstrem bisa saja terjadi, seperti hujan lebat tiba-tiba dengan intensitas sedang-lebat, dalam durasi pendek juga dapat disertai angin kencang dan petir,” jelasnya.