Emansipasi Wanita di Indonesia Ada Sejak Jawa Kuno
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Emansipasi wanita dalam artian kesetaraan dalam berperan di berbagai sektor kehidupan, bukanbarang baru di Indonesia. Dari hasil penelitian arkeologi pada masa Jawa Kuno, sekitar abad ke-7 hingga abad ke-15, sudah memperlihatkan peranan wanita di berbagai sektor kehidupan.
Peneliti Senior Puslit Arkeologi Nasional, Dr. Titi Surti Nastiti, menjelaskan kata ‘perempuan’ dalam bahasa Melayu berasal dari kata empu yang memiliki arti orang yang terhormat, tuan dan yang mulia. Sementara, ‘wanita’ berasal dari bahasa sansekerta, vanita dengan akar kata van yang berarti yang tercinta, istri, perempuan, anak gadis.
“Dalam kebudayaan kita, perbedaan laki-laki dengan perempuan bisa dibedakan atas jenis kelamin dan gender, yang dalam hal ini merupakan aspek sosial budaya,” kata Titi saat Zoom Webinar, Kamis (9/7/2020).

Dalam kebudayaan Jawa Kuno, ungkapnya, wanita atau perempuan memiliki fungsi yang tidak bisa digantikan oleh laki-laki atau pria dalam dua hal, yaitu menyusui dan hamil.
“Tapi dalam bidang politik masa Jawa Kuno, seorang perempuan dapat memegang jabatan mulai dari yang paling tinggi di kerajaan hingga jabatan di desa. Tidak ada bedanya dengan laki-laki. Yang membedakan hanyabagaimana cara mendapatkan jabatan tersebut,” ujar Titi.
Kalau untuk jabatan tinggi, seperti di Kerajaan, penerimaan jabatan ini berdasarkan keturunan. Tapi untuk di desa atau wilayah kecil lainnya, jabatan ini diperoleh dengan cara pemilihan berdasarkan prestasi.