NEW YORK – Harga minyak berjangka turun pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus turun 45 sen atau 1,0 persen, menjadi 42,63 dolar AS per barel.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk penyerahan Agustus turun 36 sen atau 0,9 persen, menjadi ditutup pada 40,37 dolar AS per barel.
Sebelumnya harga minyak naik di awal sesi setelah Presiden AS Donald Trump menulis dalam cuitannya pada Senin (22/6/2020) malam bahwa perjanjian perdagangan dengan China “sepenuhnya utuh”.
Pasar telah resah oleh komentar mengejutkan dari penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro bahwa kesepakatan perdagangan dengan China “sudah berakhir”.
Tetapi harga acuan minyak mentah menurun dalam perdagangan sore karena ekspektasi persediaan AS akan mencapai rekor tertinggi untuk minggu ketiga berturut-turut, merusak bullish baru-baru ini di kalangan investor.
Minyak memperpanjang kerugian dalam perdagangan pasca penyelesaian setelah persediaan minyak mentah AS naik jauh lebih besar dari yang diperkirakan 1,7 juta barel pekan lalu, menurut American Petroleum Institute, sebuah kelompok industri.
Itu dibandingkan dengan ekspektasi para analis untuk kenaikan 300.000 barel. Sebelumnya, kedua kontrak diperdagangkan pada level tertinggi sejak harga jatuh pada 6 Maret setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen sekutu, termasuk Rusia, gagal menyepakati pengurangan produksi. Harga jatuh lebih jauh ketika pandemi memangkas permintaan bahan bakar.
“Tampaknya kami mengalami beberapa hambatan teknis setelah menutup celah 6 Maret dan kemudian kami melihat aksi ambil untung,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.