Jalan Rusak Untungkan Usaha Bengkel Motor di Jalinsum
Editor: Koko Triarko
Sejumlah kendaraan milik pemudik yang turun kapal, dominan menambah angin. Sebaliknya, sejumlah kendaraan asal Sumatra yang akan menyeberang ke Jawa memilih mengganti oli. Jenis kendaraan yang kerap berhenti untuk melakukan pengecekan ban, rantai, lampu, dominan motor. Nando bahkan membuka layanan selama 24 jam, untuk membantu warga yang mudik lebih awal.
“Tren warga yang mudik lebih awal membuat usaha bengkel yang saya jalankan selalu ramai pelanggan, meski ada wabah Covid-19,” cetusnya.
Wawan, pemilik usaha bengkel lainnya di Jalinsum KM 69, Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, juga mengaku mendapat berkah dari kondisi kerusakan jalan yang didominasi oleh jalan bergelombang dan berlubang. Sejumlah kerusakan kendaraan yang kerap terjadi di antaranya spion pecah, kebocoran ban, dan rantai kendor.
“Sejumlah kecelakaan akibat melintas di jalan berlubang mengakibatkan kerusakan kendaraan, terutama motor,” tutur Wawan.
Ruas jalan yang rusak, diakui Wawan berada di jalan nasional ruas Desa Pasuruan, Kelau, Ruang Tengah, Kuripan hingga Kekiling. Kerusakan jalan juga terjadi di ruas jalan provinsi di Kecamatan Penengahan dan Palas. Kerusakan jalan tersebut secara tidak langsung mempercepat kerusakan sparepart kendaraan.
Imbas kerusakan, pengeluaran biaya operasional pemilik kendaraan meningkat. Sebab, biaya reparasi harus dikeluarkan, seperti diakui Suprapto, warga Kecamatan Penengahan.
Setiap hari, ia harus mendistribusikan pesanan hasil pertanian dan perikanan. Kendaraan mobil pengangkut kerap mengalami kerusakan bagian ban, sasis dan bamper.
“Meski usulan disampaikan ke instansi terkait, namun belum ada langkah perbaikan. Berimbas pada kerugian pelaku usaha distribusi, meningkatnya biaya operasional kerusakan jalan menimbulkan kecelakaan. Fokus pemerintah dalam upaya penanganan Covid-19 berimbas sektor infrastrukur jalan terabaikan,” pungkasnya.