Belum Dinormalisasi, 12 Titik Sungai di Jakarta Berpotensi Banjir
JAKARTA – Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebut, ada sekira 12 titik di sungai yang ada di Jakarta berpotensi banjir.
Potensi tersebut muncul karena titik tersebut belum dinormalisasi. “Ada 83 titik lokasi banjir, 12 titik di lokasi yang belum dinormalisasi,” kata Kepala BBWSCC, Bambang Hidayah, di Balai Kota Jakarta, Senin (24/2/2020).
BBWSCC mencatat, ada 83 titik banjir di Jakarta yang melanda pada Minggu (23/2/2020). Dari jumlah tersebut, 12 di antaranya merupakan aliran sungai. Sebanyak 11 titik yang belum dinormalisasi berlokasi di Sungai Sunter (delapan titik), Sungai Cakung (dua titik) dan Sungai Pesanggrahan (satu titik).
Sementara satu titik yang sudah dinormalisasi adalah di Kali Sentiong. Normalisasi dilakukan karena terjadi kebocoran pada dinding beton alias sheet pile. Sedangkan untuk 71 titik sisanya merupakan kawasan sistem drainase, seperti permukiman atau jalan-jalan dekat saluran air atau drainase.
Pada Minggu (23/2/2020), hujan deras mengguyur lima kota Jakarta hingga dinihari. Banjir melanda sejumlah titik, salah satunya di RS dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Sebelumnya, Menteri PUPR, Basuki Hadi Moeljono menyebut, banjir Jakarta dapat teratasi jika Sungai Ciliwung dinormalisasi. Saat ini normalisasi Sungai Ciliwung baru dilakukan di 16 dari 33 kilometer. Normalisasi mandek lantaran pemerintah DKI Jakarta tak kunjung membebaskan lahan.
Dalam mengatasi banjir Jakarta, BBWSCC ditugaskan menormalisasi berbagai sungai dan membangun sodetan Sungai Ciliwung. Untuk normalisasi, BBWSCC menargetkan normalisasi Kali Ciliwung sepanjang 1,5 km meski terkendala pembebasan lahan. “Dilakukan di daerah Pejaten Timur dan Istiqlal dana sekitar Rp30 miliar,” kata Hidayah.