Penyebaran Nilai-nilai Pancasila Lebih Masif Masa Orde Baru

Editor: Makmun Hidayat

Guru Besar Pendidikan Pancasila Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Profesor Tukiran. -Foto: Hermiana E. Effendi

PURWOKERTO — Guru Besar Pendidikan Pancasila Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Profesor Tukiran mengatakan, Pancasila sebagai dasar negara dan satu-satunya asas tunggal lebih mendapat tempat pada masa Orde Baru. Dimana penyebaran nilai-nilai Pancasila sangat masif, masuk ke segala lapisan masyarakat.

“Pada masa Orde Baru, kedudukan Pancasila luar biasa dan diperjuangkan sebagai asas tunggal. Pemerintahan pada saat itu sampai membentuk lembaga khusus untuk menyebarluasakan nilai-nilai Pancasila. Ibaratnya sampai di lokalisasi saja diadakan penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau P4,” kata Profesor Tukiran, Selasa (1/10/2019).

Bertepatan dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini, Profesor Tukiran mengaku sangat prihatin melihat posisi Pancasila sekarang ini. Menurutnya, pasca reformasi, Pancasila seolah bersandar pada lorong yang gelap. Tidak lagi dipandang sebagai pemersatu, serta pedoman dari segala bentuk perilaku dan lain-lain.

“Sebagai guru besar Pancasila, saya sangat prihatin. Padahal negara-negara lain sangat mengagumi Pancasila, tetapi pasca gempita reformasi, Pancasila justru kurang mendapat tempat di negeri sendiri,” tuturnya.

Profesor Tukiran mencontohkan, negara Yaman saat akan menerapkan perubahan dari sistem monarki menjadi republik, menggunakan Pancasila sebagai rujukan pertama untuk menemukan dasar negara mereka. Negara-negara di Timur Tengah juga sangat mengagumi Pancasila. Mereka melihat Pancasila sebagai bingkai yang mempersatukan negara Indonesia.

“Negara-negara di Timur Tengah yang budayanya hampir sama dengan kita, sangat mengagumi Pancasila. Mereka kondisinya terkotak-kotak dan selalu terjadi pertentangan. Dan seharusnya kita bersyukur memiliki Pancasila sebagai bingkai pemersatu bangsa,” tegasnya.

Lihat juga...