Biaya Hidup Warga Lamsel Membengkak Selama Kemarau

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Kemarau panjang di wilayah Lampung Selatan (Lamsel), berimbas pengeluaran warga membengkak untuk kebutuhan air bersih.

Budi, warga Dusun Way Baka,di Jalan Lintas Sumatra KM 3, menyebut biaya pembelian air bersih dalam sebulan mencapai Rp1 juta. Biaya tersebut dikalkukasikan untuk kebutuhan air sebanyak 10 kali pengisian, rata-rata seharga Rp100.000 untuk kapasitas 1.000 liter.

Sebelumnya, ia masih bisa mendapatkan air bersih dari sumur miliknya, namun selama kemarau debit air menyusut. Sejak kemarau lima bulan silam, Budi harus menyediakan biaya ekstra untuk kebutuhan keluarganya.

Selain itu, kebutuhan meningkat karena air bersih digunakan untuk warung makan serba sepuluh ribu (Serbu) yang dimilikinya.

Budi, pemilik warung serba sepuluh ribu di Jalan Lintas Sumatra KM 3, Bakauheni, Lampung Selatan, mengalirkan air ke warungnya untuk kebutuhan mencuci dan memasak, Senin (14/10/2019) -Foto: Henk Widi

Menurutnya, pengeluaran Rp1 juta hanya untuk air keperluan mandi, memasak dan mencuci. Ia memilih membeli air isi ulang dengan galon ukuran 19 liter, untuk kebutuhan selama sepekan seharga Rp5.000.

Selama sebulan, ia membutuhkan empat galon atau mengeluarkan uang Rp20.000 per bulan untuk minum. Sulitnya mendapatkan air bersih selama kemarau, membuat ia mengandalkan pedagang air keliling dengan tandon.

“Selama kemarau, anggaran yang harus dikeluarkan untuk air bersih cukup besar, sehingga alokasi untuk kebutuhan lain harus ditunda, terutama untuk hal yang tidak penting, lebih baik untuk kebutuhan air bersih,” ungkap Budi, saat ditemui Cendana News di dusun Way Baka, Bakauheni, Senin (14/10/2018) siang.

Lihat juga...