Inflasi Purwokerto di atas Jawa Tengah dan Nasional

Editor: Mahadeva

PURWOKERTO – Dalam dua bulan terakhir, inflasi di Purwokerto tercatat terjadi cukup tinggi. Bahkan, kondisinya mencapai di atas inflasi Provinsi Jawa Tengah dan nasional. Data Bank Indonesia (BI) Purwokerto, inflasi Purwokerto di Agustus 2019 mencapai 0,42 persen. Sementara inflasi Jawa Tengah pada angka 0,33 persen, dan nasional sebesar 0,12 persen.

Kepala BI Purwokerto, Agus Chusaini, mengungkapkan, tingginya inflasi di Purwokerto, karena peningkatan harga sejumlah komoditas kebutuhan pokok. Kenaikan harga kebutuhan pokok tersebut, menyumbang inflasi hingga 0,15 persen.

Kepala BI Purwokerto, Agus Chusaini menjelaskan tentang inflasi. (FOTO : Hermiana E.Effendi)

“Pada Agustus kemarin, inflasi di Purwokerto mencapai 0,42 persen, angka ini melambat dibanding inflasi bulan sebelumnya, yang bahkan mencapai 0,45 persen. Inflasi di Purwokerto ini, lebih tinggi dari Cilacap, Jawa Tengah, bahkan juga lebih tinggi dari nasional,” ungkap Agus, Rabu (4/9/2019).

Selain bersumber pada kenaikan harga komoditas bahan pangan, inflasi juga dipicu oleh kenaikan harga makanan, minuman, serta rokok dan tembakau. Sektor makanan jadi, menyumbang inflasi sebesar 0,11 persen. Komoditas lain yang menyumbang inflasi adalah, harga cabai merah dan cabai rawit. Di Agustus 2019, harga beras juga ikut memicu tingginya inflasi. Kondisi masyarakat petani yang belum panen dan sekalipun panen hasilnya tidak maksimal, menjadikan harga beras ikut mendorong inflasi.

Sementara untuk September ini, BI Purwokerto memperkirakan, inflasi akan mengalami penurunan dan lebih rendah dibanding kondisi Juli maupun Agustus. Indikasi menurunnya inflasi terpantau dari mulai normalnya harga sejumlah komoditas, seperti cabai, bawang merah serta beras. Petani  mulai banyak yang memasuki masa panen.

Lihat juga...