Peneliti Balar Telusuri Jejak Hunian Kuno di Manusela Maluku

AMBON — Peneliti Balai Arkeologi (Balar) Maluku menelusuri jejak hunian kuno di kawasan Taman Nasional Manusela Pulau Seram, Provinsi Maluku.

Peneliti Balar Maluku Muhammad Al Mujabuddawat, mengatakan penelitian dilakukan berdasarkan catatan hasil ekspedisi yang dilakukan oleh inisiator studi prasejarah Pulau Seram, Roder, pada 1930, yang merekam keberadaan sejumlah lokasi gambar cadas di kawasan Teluk Saleman pesisir utara Pulau Seram.

“Penemuan situs gambar cadas di Pulau Seram menguatkan narasi kepurbakalaan yang dikenal dengan sebutan Nusa Ina. Istilah Nusa Ina yang disematkan ke Pulau Seram secara harafiah artinya Pulau Ibu,” katanya di Ambon, Selasa (2/7/2019).

Ia mengatakan studi geologi secara umum menyimpulkan bahwa Seram merupakan salah satu pulau yang paling tua ditinjau dari usia geologi di Kepulauan Maluku.

Penelusuan fakta yang berdasar pada tradisi lisan merupakan awal pembangunan narasi yang menarik mengenai penelusuran data arkeologis terkait dengan permukiman dan hunian kuno.

“Masyarakat asli Pulau Seram meyakini bahwa pemukiman manusia pertama berada di Pulau Seram, kemudian menyebar ke seluruh penjuru Maluku, khususnya Pulau Ambon Lease. Keyakinan tersebut terjaga secara adat dan budaya lokal, serta pada beberapa kawasan yang walaupun berbeda dari segi wilayah administratif, tetapi memiliki kesepakatan dan pemahaman bersama dalam menafsirkan tradiri lisan,” ujarnya.

Penelitian itu, kata Mujabuddawat, didasari atas penelusuran tradisi lisan masyarakat lokal yang menarasikan keberadaan permukiman manusia yang pertama, yang disebut sebagai Nunusaku yang berada di Pegunungan Binaya, kawasan taman nasional Manusea, tepatnya di puncak Gunung Murkele di ketinggian 2.755 meter di atas permukaan air laut, dan Gunung Siale atau puncak 3.035 mdpl.

Lihat juga...