Dinkes Kepri Sebut Lebih 800 Orang Alami Gagal Ginjal

Ilustrasi pemeriksaan tekanan darah - Dok: CDN

TANJUNGPINANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), mencatat jumlah penderita gagal ginjal di wilayah itu lebih dari 800 orang. Kepala Dinkes Kepri, Tidak Yudiana, mengatakan, jumlah penderita gagal ginjal saat ini meningkat 10 kali lipat dibanding 2010.

“Pada 2010 hanya sekitar 80 orang penderita gagal ginjal di Kepri,” ujarnya, Minggu (30/6/2019).

Penderita gagal ginjal, tambah dia, tidak dapat mengurus dirinya sendiri. Dalam sepekan, para penderita gagal ginjal harus dua kali cuci darah.

Waktu yang dibutuhkan untuk sekali mencuci darah selama enam jam. Biaya berobat yang dibutuhkan juga sangat besar, selain uang transportasi. “Tentu ini akan menjadi beban negara yang cukup besar,” lanjutnya.

Menurut dia, jumlah gagal ginjal di Kepri memasuki tahapan membahayakan, bukan sebatas mengkhawatirkan. Artinya, pemerintah harus mendorong masyarakat untuk memiliki pola hidup yang sehat.

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) salah satu program Kemenkes yang dilaksanakan secara nasional, dan diharapkan mendapat dukungan dari masyarakat.

Germas Kepri semakin agresif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat memiliki pola hidup sehat, dan rutin memeriksakan kesehatannya.

Pola hidup sehat seperti mengonsumsi makanan yang berserat seperti buah-buahan dan sayuran setiap hari, serta berolah raga sesuai dengan kebutuhan tubuh.

“Upaya antisipatif jauh lebih baik dibanding mengobati. Karena itu, masyarakat harus memiliki pola hidup sehat, dan mengetahui kondisi kesehatannya,” ujarnya.

Ia mengatakan selain gagal ginjal, penyakit tidak menular lainnya yang menjadi atensi pemerintah, yakni penyakit jantung dan stroke. Kedua penyakit ini mengalami peningkatan yang tajam.

Lihat juga...