NEW YORK – Harga minyak melonjak hingga dua persen pada akhir perdagangan Senin (8/4/2019) waktu GMT atau Selasa (9/4/2019) pagi WIB.
Harga mencapai tingkat tertinggi dalam lima bulan, di tengah ekspektasi pasokan global yang akan semakin ketat. Ketatnya pasokan global tersebut, akibat adanya pertempuran di Libya, pemangkasan produksi yang dipimpin OPEC, dan sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Iran dan Venezuela.
Patokan internasional, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni naik 0,76 dolar AS atau 1,10 persen. Ditutup pada 71,10 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Mei naik 1,32 dolar AS atau 2,1 persen. Menetap di 64,40 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Tingkat tertinggi sesi Brent mencapai 71,19 dolar AS per barel dan WTI mencapai 64,44 dolar AS. Keduanya merupakan yang tertinggi sejak November. “Bullish (kegairahan) ini terus berjalan dengan tertinggi baru dalam lima bulan pada hari ini, semakin menguatkan komunitas spekulatif yang baru-baru ini tertarik kembali ke sisi jangka panjang WTI dengan yakin,” kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates.
Pedagang mengatakan, kenaikan harga terjadi setelah data dari perusahaan intelijen pasar Genscape menunjukkan stok minyak mentah di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk WTI, turun sekitar 419.000 barel pada pekan lalu. Investor memilih fokus pada pasokan, selama sesi pertempuran di Libya yang mengancam gangguan di ekspor. Pasukan Timur maju di ibu kota negara itu, mengabaikan permintaan global untuk gencatan senjata.