Menkes Bangga, Indonesia Miliki Fasilitas Produksi ‘Rapid Test’

Menkes Nila Moeloek memberikan penekanan tentang pentingnya alat diagnostik rapid test untuk mengetahui penyakit demam berdarah dengue (DBD) mengingat kasusnya yang tak pernah habis di Indonesia.

Dia mengatakan tidak sedikit kasus DBD yang berujung pada kematian dikarenakan terlambat dalam memberikan penanganan lantaran telat dalam mendeteksi kasus.

Produk rapid test untuk DBD ini dinilai akan sangat membantu bagi petugas kesehatan di laboratorium untuk mengetahui kondisi seseorang, apakah benar positif DBD atau hanya gejala lain.

“Ini karya anak kita sendiri. Masalah nyamuk (DBD) sulit, tapi kalau diagnosa dengan cepat kita obatinya cepat,” kata Nila.

Berbagai produk rapid test dari Kimia Farma tersebut di atas juga sudah terdaftar di e-katalog untuk keperluan pengadaan alat diagnostik di berbagai fasilitas kesehatan, atau menjadi obat yang digunakan dalam program Jaminan Kesehatan Nasional. Namun untuk saat ini baru dua jenis alat tes diagnostik yang baru tersedia dalam formularium nasional dalam e-katalog, yakni untuk tes kehamilan dan tes hepatitis.

Kimia Farma juga masih mengembangkan dua jenis alat diagnostik, yaitu untuk tes HIV 1 dan 2 serta drug test. Tes diagnostik bisa mengetahui tujuh kandungan obat-obatan narkotika yang terdiri dari morphine test, cocaine test, marijuana test, amphetamine test, methamphetamine test, ecstasy test, dan benzodiazepine test.

“Ini kemajuan yang kita inginkan. Kita tidak perlu lagi impor untuk alat kesehatan,” kata Menkes Nila.

Lihat juga...