Pegiat Literasi Lampung Sayangkan Penghentian Pustaka Bebas Bea

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

LAMPUNG — Sejumlah pegiat literasi di Indonesia dan Lampung khususnya, sangat menyayangkan penghentian sementara kiriman buku gratis.

Ardiyanto, salah satu pegiat literasi Motor Perahu Pustaka asal Bakauheni mendapat pemberitahuan program yang dilakukan oleh pemerintah melalui PT. Pos Indonesia tersebut dihentikan. Selama kurun waktu 18 bulan sejak Mei 2017 Ardiyanto mengaku mendapat kiriman buku mencapai satu kuintal dari sejumlah donatur.

Selain bagi pegiat literasi seperti Ardiyanto, penghentian program juga akan berdampak terhadap sejumlah anak di pedesaan. Pasalnya selama ini anak-anak mendapatkan buku bacaan secara gratis dan selalu berganti setiap ia berkeliling.

“Pegiat literasi seperti saya sangat terbantu dengan adanya pustaka bebas bea atau free cargo literacy namun jika program tersebut dihentikan maka pengiriman buku akan berbayar dan memberatkan bagi donatur,” terang Ardiyanto saat ditemui Cendana News, Sabtu (3/11/2018)

Ardiyanto, pegiat literasi Motor Perahu Pustaka masih berkeliling membawa buku bagi anak anak pedesaan. Foto: Henk Widi

Penghentian program pustaka bebas bea tersebut juga menjadi keprihatinan bagi Abdurohman, pegiat literasi Cendol Pustaka di Kabupaten Lampung Timur. Saat dikonfirmasi ia menyebut selama program tersebut dijalankan ia telah menerima dan mengirim buku secara gratis melalui kantor pos.

Namun semenjak bulan November dipastikan ia tidak bisa menerima kiriman dan mengirim buku gratis setiap tanggal 17.

Disebutkan, penghentian sementara tersebut tidak akan mengurangi semangat para pegiat literasi untuk mengembangkan minat baca di pedesaan. Rohman bahkan ikut menandatangani petisi agar pemerintah tidak menghentikan program tersebut dan pengiriman buku gratis tidak dibebankan kepada PT Pos Indonesia.

Lihat juga...