Kementerian BUMN: Revitalisasi Pabrik Gula Sangat Penting

Ilustrasi [CDN]

JAKARTA — Kementerian Badan Usaha Milik Negara mendorong percepatan revitalisasi sejumlah pabrik gula yang dikelola PT Perkebunan Nusantara Grup dan PT Rajawali Nusantara Indonesia untuk meningkatkan produksi dan memenuhi kebutuhan gula dalam negeri.

Deputi Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN, Wahyu Kuncoro mengatakan, revitalisasi yang dilakukan meliputi peningkatan efisiensi, kapasitas giling, perbaikan kualitas gula, hingga hilirisasi produk.

“Hal ini dinilai penting dilakukan untuk mendukung program ketahanan pangan dan swasembada gula nasional. Langkah tersebut akan memangkas biaya produksi gula BUMN sehingga gula dapat dijual dengan harga yang lebih terjangkau bagi masyarakat. Namun tanpa mengesampingkan upaya peningkatan kesejahteraan petani, mitra, karyawan, maupun keuntungan perusahaan negara,” kata Wahyu dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (30/11/2018).

Wahyu menerangkan, produksi gula BUMN tercatat sekitar 1,16 juta ton, terdiri dari produksi gula PTPN Group sebanyak 856 ribu ton, PT RNI 271 ribu ton dan PT Gendhis Multi Manis (GMM) sebesar 35,5 ribu ton.

Gula tersebut masing-masing dihasilkan dari area tebu yang tertebang seluas 224 ribu hektar, terdiri dari 172 ribu hektar area tebu PTPN Group, 46,2 ribu hektar area RNI dan 5,5 ribu hektar lahan GMM.

“Produksi gula BUMN tahun ini diproyeksikan sebanyak 1,19 juta ton atau meningkat dibanding tahun lalu yang hanya 1,16 juta ton. Dalam 5 tahun ke depan, sesuai dengan roadmap gula BUMN, produksi gula BUMN diproyeksikan dapat meningkat menjadi 3,2 juta ton,” terang dia.

Beberapa pabrik gula PTPN Grup sedang ditransformasikan proses produksinya dari sulfitasi menjadi Defikasi Remelt Karbonatasi. Kemudian kapasitas lima pabrik juga telah ditingkatkan dari semula 20 ribu ton tebu per hari (TCD) menjadi 32 ribu TCD. Terdapat peningkatan kapasitas sebesar 12 ribu ton.

Lihat juga...