Garin Nugroho: Eagle Awards Angkat Semangat Humanisme dan Nasionalisme

Editor: Makmun Hidayat

Garin Nugroho - Foto: Dok CDN

JAKARTA — Garin Nugroho Riyanto atau yang lebih dikenal dengan Garin Nugroho, termasuk salah seorang sutradara andal Indonesia. Ia kritis terhadap perkembangan kebudayaan Indonesia. Pengamatannya begitu runut, jeli dan jernih.

Dalam Eagle Awards Documentary Competition (EADC) 2018, Garin menjadi Ketua Dewan Juri yang menyeleksi dari ratusan film dokumenter yang masuk dari seluruh wilayah Indonesia, dan kemudian disaring menjadi lima karya film dokumenter pilihan. Kelimanya menunjukkan keberagaam sudut pandang dengan tema Menjadi Indonesia.

“Anugerah Eagle Awards ini mengangkat berbagai kenyataan terhadap situasi negeri ini dengan semangat humanisme dan nasionalisme,“ kata Garin Nugroho dalam acara Anugerah Eagle Awards Movie Premiere di Bioskop CGV, Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (31/10/2018) malam.

Garin membeberkan bahwa semangat humanisme dan nasionalisme itu sangat penting sekali menjadi prioritas dari kriteria menjadi Indonesia itu sendiri.

“Oleh karena itu, kita lihat, pertama dokumenter ini tidaklah merupakan sebuah dokumenter narasi-narasi besar, tapi justru narasi-narasi kecil anak-anak muda yang sesungguhnya memberikan harapan bangsa Indonesia sekarang ini dengan cara yang sangat beragam,“ beber sutradara yang namanya mulai dikenal luas setelah film Cinta dalam Sepotong Roti (1990).

Garin mencontohkan, pertama, bagaimana di peristiwa wilayah konfik sebuah keluarga yang suami berbeda agama.

“Kalau dulu berbeda agama itu antarsuku atau antarkelompok, tapi ini menceritakan seorang anak yang merindukan ayah dan ibunya duduk bersama karena berbeda agama di tengah wilayah konflik, dan itu terjadi di antara sudut kehidupan kita, jadi ada semacam humanisme dan nasionalisme yang ada dalam konflik wilayah dengan narasi-narasi individu,“ paparnya

Lihat juga...