Review Film Rocker Balik Kampung, Ketika Rocker Terpanggil Mengabdi
Editor: Mahadeva WS
JAKARTA – Bagaimana-pun hebatnya seorang rocker dengan banyak penggemar, tetap saja rocker adalah manusia yang punya batas kemampuan. Untuk itu, Dia butuh jeda istirahat untuk menyegarkan pikiran.
Kampung halaman selalu menjadi alternatif tempat terbaik untuk beristirahat. Meski punya masa silam yang kelam di kampung halaman, Sang Rocker tetap harus pulang kampung. Demikian yang mengemuka dari film Rocker Balik Kampung.
Kisahnya diawali adegan musisi rock, Joe Santani (Winky Wiryawan), vokalis dari band Artrock, sedang beraksi di panggung dengan begitu banyak penggemar yang mengelu-elukan. Selesai pentas, banyak penggemar yang meminta tandatangan dan foto bersama. Joe pun meladeni dengan penuh kebanggaan, meski raut lelah tidak bisa disembunyikan dari wajahnya.
Puluhan tahun menjalani karier sebagai musisi rock, Joe kini mulai dilanda kebosanan. Imbasnya, sentuhan kreativitasnya mulai berkurang. Gairah untuk pentas seakan-akan mulai punah. Joe tampak benar-benar sampai pada titik kejenuhan.
Salah satu anggota band-nya, Gery (Budi Cilok) menyarankan agar Joe mengambil waktu sejenak untuk berlibur. Gayung bersambut, demikian pepatah yang kini dialami Joe ketika tiba-tiba seseorang dari masa lalunya, Ujang Saefudin (Iang Darmawan), tiba-tiba datang dan langsung menyampaikan pesan dari Abah Rahman (Shanjaya), kepala desa di Kampung Sinar Asih, yang meminta Joe kembali pulang.
Awalnya Joe hanya memilih untuk berpikir-pikir, tetapi karena Ujang mendorong terus, bahkan setengah memaksa, akhirnya Joe menyetujui permintaan untuk pulang kampung. Harapannya dapat beristirahat dari dunia musik dan menemukan inspirasi untuk kembali berkarya.