Puluhan Ogoh-Ogoh Diarak Umat Hindu Ketapang Lamsel

Editor: Irvan Syafari

I Made Ardana, Kepala Desa Tri Dharma Yoga Kecamatan Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan-Foto: Henk Widi.

LAMPUNG — Sebanyak delapan desa adat, yang sebagian besar warganya memeluk agama Hindu di Kecamatan Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan menyiapkan ogoh-ogoh sejak Jumat (16/3) pagi di perempatan agung masing masing desa.

Kepala Desa Tri Dharma Yoga I Made Ardana menuturkan, setiap desa, yang memiliki warga pemeluk Hindu umumnya menyiapkan ogoh ogoh,simbol keburukan sifat dalam diri manusia. Ogoh ogoh dengan wujud raksasa dan karakter menakutkan akan diarak keliling desa atau selanjutnya dibakar dengan upacara pengrupukan.

Ia menyebut, khusus di Desa Tri Dharma Yoga akan diarak sebanyak tiga buah ogoh-ogoh yang diarak dari perempatan agung menuju ke jembatan perbatasan Desa Ruguk. Selanjutnya tiga buah ogoh-ogoh berkarakter raksasa tersebut dibawa ke sejumlah jalan desa.

Pawai ogoh-ogoh melintasi Jalan Lintas Timur Sumatera tersebut mendapat pengawalan dari personil Polsek Penengahan dan satuan polisi lalu lintas Polres Lamsel dari pos Gayam untuk mengatur lalu lintas.

“Sebelumnya kami menggelar upacara mecaru sebagai bentuk mengembalikan keharmonisan manusia dan alam semesta,selanjutnya dilakukan pawai ogoh ogoh mengusir roh jahat di desa dengan mengarak ke jalan desa hingga mejelang malam dan ogoh-ogoh dibakar di Pantai Onaria,” terang Ardana kepada Cendana News, Jumat sore (16/3/2018)

Pelaksanaan pawai ogoh-ogoh merupakan salah satu rangkaian Hari Raya Nyepi yang pada tahun ini merupakan Tahun Baru Saka 1940 diisi dengan kegiatan Melasti, Mecaru, Pangrupukan dan Catur Brata Penyepian.

Pada perayaan Nyepi 1940 cukup unik karena bertepatan dengan perayaan Saraswati atau hari turunnya ilmu pengetahuan. Hari Saraswati biasanya akan digelar di pura Segara Batu Putih namun saat Nyepi 1940 dilaksanakan berbarengan dengan persembahyangan jelang Nyepi.

Lihat juga...