Buleleng Gelar Parade Budaya Megoak-Goakan

Ilustrasi pentas tari tradisional Buleleng, Bali - Foto: Dok CDN

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan, parade budaya Megoa-Goakan merupakan upaya untuk tetap menjaga eksistensi budaya lokal dengan sajian seni budaya unggulan masing-masing kecamatan di Kabupaten Buleleng. Oleh karena itu, hal itu sudah seharusnya digelorakan secara berkesinambungan.

Diharapkan pemahaman akan mata rantai sejarah yang ada tidak putus dan dapat berdampak kepada kecintaan generasi muda terhadap daerahnya. “Untuk parade budaya kali ini sudah cukup baik, namun ada beberapa catatan yang harus menjadi perhatian untuk panitia. Dilihat dari temanya, ini sudah bagus tapi kalau bicara masalah penggalian kearifan lokal seluruh Kecamatan mungkin harus ada selingan-selingan apa yang ada di Kecamatan itu,” tandas Bupati.

Agus Suradnyana menyebut, masyarakat boleh menampilkan megoak-goakan untuk menghormati HUT Ke-414 Kota Singaraja. Namun demikian, tidak harus tarian tradisi tersebut itu yang ditonjolkan oleh masing-masing kecamatan. Esensi kearifan lokalnya harus lebih dielaborasi dan ditampilkan oleh para peserta.

Seperti tahun sebelumnya, Parade budaya tahun ini kembali dilombakan dengan kriteria penilaian meliputi kesesuaian dengan tema yang ditampilkan, keserasian, kemeriahan, dan disiplin atau keutuhan barisan parade dari start sampai finish. Hadiah untuk juara pertama adalah penghargaan Maha Nugraha berupa uang pembinaan Rp10 juta, juara kedua Adikara Nugraha mendapatkan uang pembinaan Rp8 juta serta juara ketiga Adika Nugraha mendapatkan Rp7 juta.

Juara keempat Adi Nugraha mendapatkan hadiah Rp5 juta. Seluruh peserta parade budaya juga mendapatkan uang pembinaan masing-masing Rp15 juta. Parade Budaya tahun ini masih mengambil rute yang sama seperti tahun lalu. Start di kawasan Tugu Singa Ambara Raja lalu menuju jalan Gajah Mada, Dr Sutomo, A. Yani dan finish di jalan Dewi Sartika. (Ant)

Lihat juga...