Badan Restorasi Gambut Lakukan Riset Penanggulangan Karhutla
JAKARTA – Badan Restorasi Gambut (BRG) melakukan riset aksi keadaan darurat untuk membantu mengantisipasi hingga memadamkan kebakaran hutan dan lahan di area gambut.
Deputi IV Bidang Penelitian dan Pengembangan Badan Restorasi Gambut (BRG) Haris Gunawan dikonfirmasi dari Jakarta, Sabtu, mengatakan karhutla di lahan gambut seluas 1.224 hektare di Desa Lukun yang masuk Kesatuan Hidrologi Gambut (KHG) Tebing Tinggi menjadi pembelajaran jangan sampai terjadi di daerah lain.
Untuk itu, menurut dia, BRG mulai membuat riset aksi keadaan darurat di area bekas terbakar dimulai dari Desa Lukun. Dalam waktu dua minggu ke depan lokasi bekas terbakar harus sudah selesai diteliti untuk siap dicek kesesuaian dan kesiapan pengerjaannya oleh BRG.
Masuk minggu ketiga, ia mengatakan segera dibangun sekat-sekat kanal. Jangan sampai masyarakat menunggu terlalu lama setelah tim BRG mendatangi desa mereka.
“Jadi sambil menunggu program definitif berjalan kita segera lakukan program antar dengan membuat sekat kanal atau melakukan penimbunan kanal,” katanya.
Metode yang digunakan, kata Haris, hanya membuat sekat kanal atau back filling (penimbunan) selain sumur bor. Tapi untuk lokasi bekas terbakar di Desa Lukun tidak memungkinkan dibuat sumur bor mengingat air tanah belum tentu bisa ditemukan di kedalaman 80 meter. Penyekatan dan penimbunan kanal pun dilakukan mengingat laporan awal menyebutkan air di kanal-kanal di sana mengalir.
Haris mengatakan, pelaksanaan riset aksi keadaan darurat di Desa Lukun diharapkan bisa menghentikan kejadian serupa di area gambut lainnya. BRG sedang mencoba memetakan daerah rawan terbakar dengan karakteristik fisik seperti yang ada di desa yang masuk KHG Tebing Tinggi tersebut.