Sulit Temukan Gas Melon, Pertamina Gelontorkan 129 Ribu Tabung di Solo
SOLO — Kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kilogram dirasakan oleh warga di Solo, Jawa Tengah. Hal ini lantaran, keberadaan gas bersubsidi itu sempat menghilang dalam beberapa hari terakhir, bahkan warga mengaku harus putar otak untuk bisa mempertahankan agar dapur tetap mengepul.
Salah satu warga Solo, Sarijan misalnya. Warga Jagalan RT 4, RW 8, Jebres ini mengaku sudah sejak Selasa (5/12), gas di daerahnya tidak ada kiriman. Kondisi itu memaksa Sarijan dan tetangganya untuk terus mencari hingga ke luar kecamatan.
“Sangat sulit sekali menemukan gas 3 kilogram seperti ini. Di dekat rumah ada pangkalan sebenarnya, tapi katanya tidak ada kiriman,” katanya kepada Cendana News, di sela kegiatan Operasi Pasar (OP) Gas Elpigi 3 Kg yang dilakukan Pertamina di SPBU Mojosongo, Solo, Sabtu (9/12/2017).
Bahkan, kata Sarijan, selama mencari tabung gas ukuran 3 Kg itu, dirinya mengaku sangat sulit menemukan adanya pangkalan maupun pengecer yang menjual gas molen tersebut.
Sebagai rakyat kecil, pria 56 tahun itu, menyebut kondisi tersebut justru semakin menyulitkan masyarakat. Disaat kondisi ekonomi belum membaik, rakyat dihadapkan dengan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan.
“Kalau mau naik, naikkan saja harganya. Tapi jangan sulit seperti ini,” keluh dia.
Hal serupa juga dirasakan Sutini, warga Sabrang Lor, Mojosongo, Solo. Menurut dia, tabung gas ukuran 3 Kg memang sulit ditemukan. Beberapa pangkalan maupun pengecer yang ada mengaku tidak memiliki gas.
“Kadang satu minggu baru ada. Untungnya saya punya dua tabung, jadi kalau satu habis masih ada satu,” katanya.
Sulitnya mencari gas ukuran 3 kilogram ini membuat harga yang ada di pasaran tak pasti. Di tingkat pengecer, harga gas 3 Kg berkisar antara Rp 18.000 hingga Rp 22.000. Harga inipun ditentukan masing-masing pengecer, karena mengaku juga sulit menemukan tabung gas bersubsidi.