Gemblong Santan, Kue Tradisional yang Mulai Langka di Semarang

Sunarti, Pedagang Gemblong Santan/Foto: Khusnul Imanuddin

Sedangkan untuk membuat santannya, rebus bahan-bahan untuk membuat santan dalam sebuah wajan seperti santan dari buah kelapa, garam, gula pasir, dan tepung beras. Tepung beras cukup sedikit saja, hanya untuk mengentalkan santan dan supaya rasa santan lebih manis. Aduk bahan-bahan yang ada di dalam wajan tersebut hingga mendidih.

Cara penyajiannya dengan memotong-motong lebih dulu gemblong ketan menjadi kecil-kecil seukuran sendok makan. Letakan potongan di atas daun pisang atau di piring. Setelah itu tuangkan santan di atas potongan tersebut, maka gemblong santan siap disantap dengan menggunakan sendok.

Menurut Sunarti, sebenarnya awalnya gemblong santan ini disantap dengan piring dan sendok dari daun pisang. Namun karena saat ini orang-orang lebih familiar menggunakan piring dan sendok, maka cara menyajika pun menjadi berubah. Ditambah lagi ketersediaan daun pisang di pasaran saat ini sudah tidak banyak lagi.

“Biasanya sih pembeli membungkus dan dibawa pulang, karena kondisi pasar yang tidak memungkinkan untuk makan gemblong santan di tempat. Kalau lagi banyak di pasar dan harganya murah ya saya biasa membungkus gemblong santan pakai daun pisang. Tapi kalau harga sedang mahal, saya lebih memilih pakai plastik atau kertas minyak untuk membungkusnya,” tutur Sunarti.

Sunarti berharap masyarakat yang semakin modern ini tetap mau menikmati makanan tradisional seperti gemblong santan ini. Sebab kalau tidak ada peminatnya lagi, maka lama kelaman tersebut akan semakin langka dan mungkin tidak ada lagi yang menjualnya.

Lihat juga...