Kolam Pemancingan, Lokasi Pilihan Akhir Pekan Warga Lampung


LAMPUNG—Keberadaan kolam pemancingan yang menjadi tempat hiburan, menyalurkan hobi sekaligus mengisi waktu akhir pekan mulai banyak di Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Potensi sungai dan air yang melimpah mulai dimanfaatkan oleh warga di beberapa kecamatan untuk membuat kolam dan menjadikannya sebagai kolam pemancingan yang bisa digunakan memancing bersama  keluarga, teman serta para komunitas penghobi memancing.
Salah satu pemilik kolam pemancingan di Desa Palas, Suherman (40) mengaku awal mulanya mulai menekuni usaha kolam pemancingan saat ia bekerja di Jakarta. Saat akhir pekan ia diajak oleh kawannya untuk memancing di daerah Bekasi. Mempelajari sistem dan pola bisnis kolam pancing mendorong dirinya memanfaatkan lahan di tanah kelahirannya yang memiliki pasokan air cukup bagus.
“Awalnya saya diajak memancing dan saya tahu peluang usaha kolam pemancingan sangat menjanjikan baik dari penjualan alat pancing, iven atau juga dari tiket masuk untuk pemancingan,”ungkap Suherman kepada media Cendananews.com Sabtu (12/12/2015).
Di areal seluas setengah hektar, Suherman mulai mengembangkan kolam yang sebelumnya sudah ada dengan menambah gubuk di area kolam, pembuatan tanggul semen, serta pagar sekitar kolam untuk menghindari masuknya hama ke kolam ikan miliknya. Suherman mengaku mengeluarkan modal hampir sekitar Rp30 juta untuk proses pembuatan kolam serta sarana lain untuk lokasi pemancingan miliknya serta bibit ikan gurami, nila, patin dan ikan lele.
Ia menambahkan, kolam pemancingan miliknya dibuka mulai pukul 8 pagi hingga jam 4 sore. Saat ini Suherman memiliki sekitar 4 kolam dengan ukuran cukup lebar lengkap dengan gubuk untuk berteduh para pemancing. Sistem satu pintu dengan areal parkir, tempat pembayaran untuk ikan yang didapat serta kantin serta warung bagi yang akan membakar ikan hasil tangkapan membuat tempat pemancingan di tempatnya diminati penghobi memancing.
“Memancing selain hobi juga menjadi alternatif untuk hiburan terutama saat akhir pekan bisa mengajak anggota keluarga ke lokasi kolam pemancingan,”ungkap Suherman.
Ia menjelaskan setiap kolam yang berbeda luas dan jenis ikannya, dengan pepohonan yang rindang di sisi-sisi kolam membuat pemancing lebih betah berlama lama di lokasi pemancingan.
“Kami menerapkan sistem gratis memancing dan hanya membayar saat ikan tangkapan diperoleh dan ditimbang ,”ungkap Suherman.
Biaya hanya akan dibebankan untuk sewa pancing sebesar Rp2.000 perpancing jika pengunjung tidak membawa pancing, serta umpan Rp2.000 perplastik jika tak membawa umpan. Hasil pancingan berdasarkan jenis ikan yang diperoleh. 
Lokasi yang masih belum cukup dikenal membuat Suherman rajin melakukan promosi dengan melakukan kompetisi memancing dengan hadiah alat elektronik serta berbagai iven lomba memancing. Dalam iven tertentu puluhan pemancing bahkan bisa datang ke kolam pemancingan miliknya.
Kolam pancing dilengkapi beberapa fasilitas yang akan membuat pengunjung merasa lebih nyaman seperti warung, toilet, musholla, dan pondok-pondok bambu sebagai tempat memancing. Di tempat ini uga bisa menikmati hasil tangkapan dengan merogoh kocek Rp. 15.000,-/kg, pemancing bisa merasakan kesegaran ikan yang ditangkap dengan digoreng atau dibakar, harga tersebut belum termasuk nasi.
Lokasi pemancingan lain yang juga sering dikunjungi oleh warga diantaranya di Kolam pemancingan Desa Kekiling. Kolam pemancingan yang berada di pinggir Jalan Lintas Sumatera tersebut menjadi pilihan penghobi memancing serta para warga untuk mengisi waktu akhir pekan. Selain menguntungkan bagi pemilik kolam, ikan hasil tangkapan warga bisa dibawa pulang untuk diolah di rumah.
“Saya biasanya datang sore hari bersama anak laki laki saya untuk memancing di sini, selain mengajari anak cara memancing juga memberi hiburan yang positif bagi anak saya, kalau dapat ya nanti digoreng,”ungkap Doni, warga Kekiling.
Kolam pemancingan milik salah satu warga Desa Kekiling tersebut menyiapkan sebanyak 6 kolam yang diisi berbagai jenis ikan diantaranya ikan Nila, ikan emas,ikan lele. Sang pemilik, Johan mengaku sudah memiliki kolam tersebut sejak lima tahun lalu. Lokasi yang berdekatan dengan jalan raya dan sungai membuat lokasi pemancingannya lebuh banyak diminati orang. 
“Saya memperoleh keuntungan dari penyewaan alat pancing, karena konsumen yang datang tidak selalu membawa alat pancing sendiri,”ungkap Johan sambil menjelaskan bahwa untuk penyediaan ikan, ia menjalin kerjasama dengan para peternak yang ada di sekitar kolamnya.
Selain kolam yang diperuntukkan untuk kolam pemancingan, Johan juga memiliki beberapa petak kolam yang diperuntukkan untuk kolam pembesaran dan pembiakan ikan. Setelah ikan tersebut layak untuk dimasukkan ke kolam pemacingan ikan tersebut akan dipindah. Meski bukan sebagai kolam pemancingan pengunjung terutama keluarga menyukai berada di kolam tersebut terutama di gubuk gubuk bambu sambil membawa bekal makanan.
Johan mengaku kunjungan ke kolam pemancingan miliknya pada hari biasa berkisar 10-15 pemancing namun saat akhir pekan lebih dari 25 orang dipastikan memancing sejak pagi. Stok ikan yang banyak membuatnya tidak kuatir ikan di kolam miliknya habis dipancing. Semakin banyak pemancing yang datang ia mengaku hasilnya cukup lumayan.
Sabtu, 12 Desember 2015/Jurnalis: Henk Widi/Editor: Sari Puspita Ayu/Foto: Henk Widi
Lihat juga...