Bemo Mencoba Bertahan di Tengah Persaingan Angkutan Umum

JAKARTA — Bemo adalah salah satu jenis kendaraan roda tiga yang sangat populer di Indonesia, terutama di beberapa kota yang pernah mengoperasikan kendaraan angkutan rakyat murah meriah tersebut. Pada masa kejayaanya, kendaraan angkutan umum Bemo tersebut pernah merajai jalanan ibu kota DKI Jakarta, Surabaya, Malang, Bogor, Bandung, Padang dan Denpasar.
Cikal bakal Bemo sendiri aslinya dibuat pada sekitar tahun 1957 oleh Daihatsu Motor Company, Jepang. Di negara aslinya Jepang, bemo dikenal dengan sebutan ” Midget ” yang berarti kerdil. Kendaraan roda tiga yang bentuknya unik ini memiliki kapasitas mesin 250 cc 2 langkah, berbahan bakar bensin, kecepatan maksimum 60 km / jam, dengan kapasitas daya angkut maksimal 300 kilo gram.
Kendaraan ini masuk pertama kali di Indonesia sekitar tahun 1960 an, pertumbuhan jumlah Bemo semakin berkembang dengan pesat dan memenuhi jalanan ibu kota. Namun nasibnya tragis, pada tahun 1972, Daihatsu Motor Company mengumumkan telah menghentikan seluruh produksi Bemo, termasuk juga dengan ketersediaan suku cadang kendaraannya.
Namun anehnya 43 tahun kemudian, tepatnya jelang memasuki penghujung akhir tahun 2015, kendaraan ini sampai sekarang masih bisa bertahan lalu – lalang mengangkut penumpang di beberapa wilayah jalanan di ibu kota. Di Jakarta, Bemo masih dengan mudah bisa kita temui antara lain di sekitar Pasar Baru, Jakarta Pusat dan sekitar Pasar Bendungan Hilir ( Benhil ).
Sesaat setelah tiba di depan Pasar Benhil pagi hari sekitar pukul 05:30 WIB, dari kejauhan tampak sebuah Bemo sedang ” ngetem ” menunggu penumpang, Tak lama kemudian para penumpang yang berjumlah empat orang telah memenuhi tempat duduk di bagian belakang, Bemo pun akhirnya segera berangkat mengantar para penumpang menuju ke tempat tujuannya masing – masing.
Diiringi dengan deru suara mesin ” trung tung tung tung tung ” yang berisik memekakkan telinga, Bemo berjalan dengan gagah melaju menyusuri jalanan dari Pasar Benhil menuju kawasan Raya Pejompongan, Jakarta Pusat. Asap polusi knalpot yang merupakan ciri khas mesin 2 langkah, seakan tidak menjadi masalah, bahkan merupakan hal yang biasa bagi penumpang kendaraan ini.
Agus Kuncoro, pengemudi Bemo asal Banyumas, Jawa Tengah mengatakan, saat ini ada berapa lokasi tempat beroperasinya kendaraan roda tiga tersebut.
“Setahu saya, di Jakarta sekarang Bemo masih beroperasi, namun tinggal tersisa di dua tempat, selain di Pasar Benhil, juga ada di Pasar Baru, Jakarta Pusat ” terangnya saat ditemui Cendana News.
Agus menambahkan, kendaraan ini mampu mengangkut empat penumpang dewasa sekaligus, dengan tarif Rp. 3.000 untuk jarak dekat, sedang maupun jarak jauh, karena suku cadangnya sudah lama tidak ada.
“Jadi pandai – pandai kita aja ngakalin gimana caranya Bemo masih tetap bisa bertahan sampai sekarang,” pungkasnya.

SABTU, 31 Oktober 2015
Jurnalis       : Eko Sulestyono
Foto            : Eko Sulestyono
Editor         : ME. Bijo Dirajo
Lihat juga...