MINGGU, 24 JANUARI 2016
Jurnalis: Rustam / Editor: Gani Khair / Sumber foto: Rustam
KENDARI—Jalan-jalan ke wilayah Kecamatan Moramo Utara dan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), sepintas tidak ada yang spesial untuk dinikmati, kecuali ke obyek wisata air terjun Moramo yang jaraknya sekitar 76 Km dari Kota Kendari.

Memasuki gerbang batas antara wilayah pemerintahan Kota Kendari dengan pemerintahan Kabupaten Konawe Selatan, tepatnya di Kecamatan Abeli dan Moramo Utara, terlihat hanya ada pos PAD milik Pemerintah Konsel (Konawe Selatan).
Kemudian dari sisi kanan dan kiri pos PAD, sekelompok anak muda berkumpul menunggu kendaraan yang akan ditumpangi masuk ke lokasi tambang batu, tambang galian golongan C. Jarak lokasi tambang tidak begitu jauh, hanya sekitar 1 hingga 2 Km dari jalan poros (jalan utama).
Penduduk Kecamatan Moramo dan Moramo Utara, selain bercocok tanam berkebun dan bersawah, sebagian menggantungkan hidupnya sebagai buruh tambang batu. Upah yang diterima setiap hari, bervariasi tergantung jenis pekerjaannya. Misalnya buruh pemecah batu suplit (batu pecahan) Rp 8 ribu per arko dan buruh angkat batu Rp 60 ribu per truk.

“Kalau buruh angkat batu ke atas mobil, biasanya Rp 60 ribu per mobil. Tapi yang kerja biasanya 2 orang. Jadi kalau dapat dua mobil, hasilnya kita bagi dua,” kata Adilman, salah seorang buruh batu di Kecamatan Moramo Utara.
Untuk buruh penambang langsung, hitungannya beda lagi. Tergantung jumlah kubikasi batu yang mampu digali dalam sehari dengan menggunakan alat berat. Tapi untuk buruh tambang, resikonya cukup besar karena berhadapan langsung, resiko dijatuhi batu gunung Moramo cukup besar.
Bagi pemilik lokasi tambang batu, untuk menghindari resiko kerja yang fatal. Mereka biasanya langsung mengontrak alat berat, berupa ekskavator bersama operatornya. Hitungan biayanya bisa kontrak atau sewa per jam kerja saja. Tergantung negosiasi.
Hasil penambang batu Gunung Moramo, ada yang dijual langsung ke konsumen atau dijual ke pabrik suplit (pabrik industri batu pecahan, red) yang beroperasi di sekitar tambang. Untuk kebutuhan material pondasi bangunan kantor, rumah, rumah toko (Ruko) dan pondasi drainase, konsumen dapat membeli langsung ke lokasi tambang.
Sedangkan untuk material suplit untuk kebutuhan pengaspalan jalan, dapat membeli di lokasi pabrik yang beroperasi di sekitar tambang. Mengenai harga, tergantung ukuran suplit dan jarak jauh suplit diangkut.
Para penambang batu Moramo, melayani kebutuhan konsumen di wilayah Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Konawe. Bahkan suplit (batu pecahan) pembangunan jalan di Kabupaten Muna dan beberapa wilayah lainnya di Sultra (Sulawesi Tenggara).