Menteri Kebudayaan Resmikan Pameran Jejak Perlawanan “Sang Presiden 2001” Kenang Hardi Sosok Kreatif dan Kritis
Menteri Fadli Zon kemudian menyebutkan jika sosok Hardi mengajarkan kita bahwa seni
adalah alat untuk menyuarakan keadilan, menggerakkan perubahan, dan membangun
peradaban yang lebih manusiawi.
“Kalau saat ini diadakan tribut bagi Hardi, saya kira ini adalah bagian dari penghargaan.
Seniman kita adalah aset nasional kita. Karya-karya Hardi dan tokoh seni lainnya merupakan aset bangsa. Ke depannya dengan kehadiran Kementerian Kebudayaan, kita dapat merevitalisasi Galeri Nasional agar kedepannya lebih representatif, tentunya untuk
menampilkan karya-karya maestro kita,” tutup Menteri Kebudayaan.
Pada kesempatan yang sama, Jibril Fitra Erlangga, putra Hardi, mengapresiasi sepenuh hati dengan adanya pameran yang diinisiasi oleh Kementerian Kebudayaan.
Menurutnya pameran ini merupakan sebuah penghormatan tersendiri bagi mendiang ayahnya.
“Pameran ini akan membuat mendiang ayahnya bahagia di alam sana,” ungkapnya.
Pameran ini menampilkan total 78 karya, mulai dari 69 koleksi lukisan dan sketsa, 5 jangker, 4 keris hingga arsip-arsip pribadi yang memberikan wawasan mendalam tentang proses kreatif dan perjalanan hidupnya.
Selain itu, sebuah ruangan memorabilia dirancang untuk mereplikasi suasana studio Hardi, lengkap dengan instalasi interaktif berbasis teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) guna menghadirkan pengalaman imersif bagi pengunjung.
Pameran Jejak Perlawanan “Sang Presiden 2001” Tribut untuk Hardi (1951-2023) dapat
diapresiasi oleh publik mulai 10 s.d. 26 Januari 2025 di Gedung A, Galeri Nasional Indonesia, pukul 09.00-19.00 WIB.
Pengunjung dapat memperoleh tiket dengan melakukan registrasi langsung di lokasi (on site). Informasi lebih lanjut tentang pameran ini dapat diakses melalui akun Instagram @galerinasional. ***