Antisipasi Lonjakan Covid-19, Jabar Tambah 2.400 Tempat Tidur

Jika setiap rumah sakit mengalami peningkatan keterisian tempat tidur, walaupun sudah dinaikkan menjadi 40 persen, Jabar akan siapkan rumah sakit darurat guna mengantisipasi lonjakan tersebut.

“Jadi, urutannya dari 20 persen yang dialokasikan sekarang kebijakannya dinaikkan menjadi 30 persen. Kalau masih kurang dinaikkan lagi ke 40 persen. Sampai betul-betul tidak memungkinkan barulah masuk ke tahap berikutnya, yaitu membuat rumah sakit darurat,” ujarnya.

Tak hanya itu, Kang Emil juga akan memanfaatkan gedung baru RSUD Otto Iskandardinata yang berada di Soreang, Kabupaten Bandung untuk dijadikan tempat perawatan pasien Covid-19.

“Rencananya, yang Covid-19 di rumah sakit lama di Soreang, rumah sakit umum Soreang pindah ke sini (RSUD Otista). Mengingat urgensi waktu tinggal dua pekan menurut statistik kedaruratan, saya menyarankan ke bupati agar ini untuk pasien Covid-19. Mudah-mudahan dengan strategi penambahan ini bisa mengurangi tekanan terhadap rumah sakit,” ujarnya.

Fasilitas yang tersedia di RS baru tersebut, menurut Kang Emil, sangat memadai. Sudah ada kasur untuk tempat tidur pasien, ruangannya pun masih bersih.

“Karena rumah sakit baru, alat kesehatan masih belum lengkap, namun untuk fasilitas tempat tidur cukup memadai. Covid-19 ini rata-rata tidak terlalu membutuhkan alat khusus, kecuali kelompok yang masuk ICU. Nanti ada tambahan dari Pemprov,” katanya.

Pemprov Jabar bekerja sama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mengisi kekurangan tenaga kesehatan di RS rujukan pasien Covid-19 dan RS baru di Soreang.

“Kita sempat memberhentikan 500 relawan nakes karena pas salat Idulfitri keterisian rumah sakit se-Jabar hanya 29 persen, sehingga para relawan kami pulangkan dulu. Nah, sekarang kita panggil lagi, karena kondisinya seperti ini,” katanya.

Lihat juga...