Menikmati Bubur India, Menu Berbuka di Masjid Jami Pekojan Semarang
Editor: Mahadeva
SEMARANG – Ratusan mangkok bubur India, tertata rapi di dalam Masjid Jami Pekojan Kota Semarang, Sabtu (24/4/2021) sore menjelang waktu berbuka puasa tiba. Jamaah yang akan berbuka puasa terlihat sudah mulai berdatangan.
Tidak lama, ketika azan Magrib dikumandangkan, jamaah mulai berbuka puasa, menikmati kelezatan semangkuk bubur India, yang merupakan kuliner khas di masjid yang terletak di Jalan Petolongan Semarang tersebut.
Tradisi menyajikan bubur India saat Ramadan, khususnya pada buka puasa, sudah dilakukan sejak puluhan bahkan ratusan tahun lalu. “Dulu ada seorang musafir dari India yang singgah di kampung Petolongan, dari persinggahan tersebut beliau membawa resep bubur India yang khas tersebut. Lalu diperkenalkan kepada masyarakat sekitar, khususnya pengurus masjid, hingga kemudian menjadi tradisi menyediakan bubur India saat bulan Ramadan, terus dilakukan hingga saat ini,” papar Ketua Takmir Masjid Jami Pekojan, Ali Baharun, saat ditemui di masjid Jami Pekojan, Sabtu (24/4/2021).
Apa yang disampaikannya tersebut dikuatkan dengan status Masjid Jami Pekojan, yang tercatat sebagai bangunan cagar budaya di Kota Semarang. Menurut catatan di kebudayaan.kemdikbud.go.id, masjid yang didominasi warna hijau tersebut dibangun pada 1295 Hijriah atau sekira 1878 Masehi. Pembangunan dilakukan oleh Syekh Latief, yang berasal dari Koja (India).
Dalam pembuatan bubur India, beras dimasak menjadi bubur. Prosesnya membutuhkan waktu cukup lama, sekitar dua jam. Hal ini dikarenakan memasakanya masih menggunakan bahan bakar kayu. “Agar menjadi bubur, beras dimasak dalam panci tembaga berukuran besar, ditambah air. Lalu diaduk hingga beras matang dan tercampur. Prosesnya cukup lama, sekitar dua jam, karena beras yang dimasak banyak sekitar 20 kilogram untuk 200 porsi. Selain itu, kita masih memakai kayu bakar, bukan gas elpiji,” ungkapnya.