Kebun Stroberi Prospektif Dikembangkan di Ende
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Kalau musim panas setiap hari bisa dipanen dan terkadang saya menjualnya kepada pembeli yang menjualnya lagi di pasar. Kalau sedang ramai pengunjung saya bisa mendapatkan pemasukan hingga Rp400 ribu sehari dari menjual stroberi,” ungkapnya.
Yohanes menjelaskan, bila tanam menggunakan sistem anakan maka setelah 4 bulan baru stroberinya berbuah, sedangkan menggunakan sistem stek hanya butuh waktu 2 bulan saja sudah berbuah.
“Kalau menggunakan stek tanaman stroberi cepat mati bila dibandingkan dengan menanam biji dan disemai terlebih dahulu. Lumayan banyak yang membeli tapi saat ini akibat dampak Corona masih sepi pembeli sehingga saya memperluas lahan,” ucapnya.
Petani stroberi di Desa Waturaka, Kecamatan Kelimutu, Ignasius Leta Odja mengaku, sejak tahun 2016 menanam stroberi. Dirinya membeli buah stroberi di Bali saat pulang dari Jakarta.
Sius sapaanya mengaku, belajar menanam secara otodidak dengan melakukan pembibitan di polybag terlebih dahulu baru setelahnya ditanam di lahan yang luasnya hanya sekitar seperdelapan hektare saja.
“Saya mulai kembangkan tahun 2016 dan rupanya banyak wisatawan yang tertarik dan membeli. Kini sudah ada beberapa orang yang menanam stroberi dan pendapatannya lumayan,” ungkapnya.