Tiga Pasar Tradisional di Banyumas Siap Layani Belanja ‘Online’
Editor: Koko Triarko
Namun, lanjutnya, untuk menerapkan layanan online di kalangan pedagang pasar tradisional memang tidak mudah. Meskipun sebenarnya, beberapa aplikasi belanja online sudah ada, seperti aplikasi Becer di Pasar Manis, kemudian aplikasi Go-Shoop. Tetapi, masih sangat sedikit yang memanfaatkannya.
Selain aplikasi tersebut, baru-baru ini Bank Indonesia Purwokerto juga sudah me-lanunching Quick Responce Code Indonesia Standart (QRIS), yang merupakan layanan pembayaran nontunai.
Sementara itu, beberapa pedagang di Pasar Wage Purwokerto mengaku belum siap untuk layanan belanja online.
Salah satu pedagang, Warkim, mengaku HP yang dimilikinya masih jadul dan tidak bisa untuk aplikasi belanja online.
Selain itu, menurutnya, pasar tradisional selama ini identik dengan keraiaman, pembeli datang ke pasar dan ada tawar-menawar barang. Jika semua layanan menggunakan online, maka pasar akan sepi dan omzet pedagang dipastikan menurun.
“Kalau kita lebih mantap tetap berjualan di pasar dan pembeli datang ke sini, jadi bisa memilih barang sendiri, bisa tawar-menawar harga, pembeli lebih mantap dan pedagang juga lebih laris dagangannya,” tuturnya.
Warkim mengatakan, budaya di pasar tradisional adalah antara pembeli dan pedagang bertemu. Hal ini berbeda dengan pasar modern atau mal yang lebih memungkinkan untuk penerapan belanja online, karena harga dan produk sudah tercantum dengan jelas.