Nelayan Lamsel Pilih Istirahat Melaut Selama Angin Barat

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Bagi sejumlah nelayan di dermaga Bom Kalianda yang memiliki kolam sandar perahu aman dari gelombang. Sebab di dermaga telah dibuat pemecah gelombang.

Sarmini, salah satu warga Desa Way Muli menyebut hasil tangkapan nelayan masih bisa diperoleh. Proses penangkapan ikan oleh suami memakai perahu payang masih bisa dilakukan.

Samini, salah satu warga Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, membersihkan ikan teri jengki hasil tangkapan suami dengan jumlah tangkapan menurun, Senin (24/2/2020) – Foto: Henk Widi

Sebab perahu payang hanya dioperasikan pada tepi pantai tanpa harus melaut ke tengah. Meski demikian hasil tangkapan nelayan saat angin barat menurun.

“Biasanya suami saya yang nelayan mendapat hasil tangkapan ikan teri dalam jumlah banyak namun saat angin barat hasil tangkapan menurun,” cetus Sarmini.

Gelombang tinggi saat angin barat disertai kecepatan angin 2 hingga 25 knots berimbas nelayan di dermaga Bom Kalianda tidak melaut.

Takyas Hasan, pengurus tempat pelelangan ikan (TPI) Dermaga Bom Kalianda menyebut hasil tangkapan menurun. Sebab sejumlah nelayan bagan mini, bagan congkel memilih tidak melaut. Kondisi cuaca tak bersahabat membuat proses lelang hanya diikuti sedikit nelayan.

“Ikan laut hasil tangkapan nelayan yang dilelang jumlahnya terbatas padahal saat normal cukup melimpah,” bebernya.

Takyas Hasan, salah satu pengurus TPI Bom Kalianda, Lampung Selatan memperlihatkan ikan laut yang jumlahnya berkurang akibat angin barat, Senin (24/2/2020) – Foto: Henk Widi
Lihat juga...