Harga Petai Anjlok Untungkan Pedagang Kuliner di Lamsel

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Meski harga murah sebagian pengepul masih membeli petai untuk dikirim ke wilayah Banten. Sebab permintaan petai banyak berasal dari rumah makan serba sepuluh ribu (Serbu).

Anjloknya harga petai justru menguntungkan pedagang sayuran.

Hasanah, pedagang sayuran di pasar tradisional Pasuruan menyebut menjual satu empong petai seharga Rp60.000. Harga yang murah menurutnya justru menjadi daya tarik bagi konsumen untuk membeli. Sebagian pembeli sayuran memilih petai sebagai tambahan daftar barang untuk dibeli.

Hasanah (kiri) pedagang sayuran di pasar tradisional Pasuruan Kecamatan Penengahan Lamsel, menyediakan jengkol, petai dan sejumlah lalapan, Sabtu (23/11/2019) – Foto: Henk Widi

“Mumpung harga murah konsumen kerap membeli setengah empong untuk lalapan atau campuran sayuran,” beber Nurhasanah.

Pedagang kuliner di Jalan Lintas Timur bernama Warsiah menyebut, petai kerap disediakan sebagai lalapan. Meski demikian pada sejumlah menu kuliner petai kerap ditambahkan.

Harga petai yang murah di tingkat pedagang mencapai Rp60.000 lebih rendah dari sebelumnya Rp100.000 per empong. Petai yang disukai pelanggan sebagai lalapan kerap dijual Rp1000 per keris.

Warsiah, pemilik usaha kuliner di Jalan Lintas Timur Lampung menggunakan petai untuk sambal dan lalapan bagi pelanggan, Sabtu (23/11/2019) – Foto: Henk Widi

“Banyak pelanggan menyukai menu makanan yang dipesan dengan lalapan petai sehingga disediakan di warung,” tutur Warsiah.

Musim petai yang melimpah menurut Warsiah berimbas minat pelanggan untuk datang meningkat. Sebab warung yang menyediakan menu hidangan laut tersebut sebagian menggunakan petai sebagai variasi.

Lihat juga...