Ratusan Hektare Lahan Jagung di Kangae Layu
Editor: Mahadeva
MAUMERE – Ratusan hektare kebun jagung milik masyarakat di Kecamatan Kangae, yang merupakan sentra produksi jagung di Kabupaten Sikka, layu. Tanaman tersebut terpapas panas berkepanjangan sejak awal Januari lalu.
“Rata-rata petani, menanam jagung di akhir November, sehingga di awal Januari 2019 sudah berbunga semua. Jagung pun tentunya tidak butuh banyak air lagi,” sebut Ignatius Iking Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Swadaya di Kecamatan Kangae,Senin (14/1/3029).
Iking menyebut, petani diimbau tidak langsung menanam saat hujan perdana. Namun, bila melihat kondisi saat ini, dimana hujan tidak kunjung turun sejak awal Januari, diprediksikan banyak tanaman jagung yang terancam gagal panen. “Saat ini saja sudah banyak tamanan jagung petani yang ditanam di akhir bulan Desember atau awal Januari mulai layu. Kalau hinggga akhir Januari hujan tidak turun, maka banyak tanaman jagung mengalami Puso atau gagal panen,” terangnya.
Pengalaman selama empat tahun terakhir, jagung yang ditanam saat hujan mulai turun hasil panennya bagus. Sementara, kondisi cuaca saat ini sangat sulit diprediksi, saat musim hujan, cuacanya panas. Sehingga petani kesulitan memprediksi musim tanam. “Kalau tanam jagung di Desember 2018 maka awal Februari 2019 sudan bisa panen. Kalau tanam di bulan Desember maka panennya Maret atau awal April. Kebanyakan petani tanam jagung Komposit, Lamuru dan bibit lokal,” jelasnya.
Seharusnya saat hujan tak kunjung turu, petani harus melakukan penyiangan rumput. Dengan demikian, saat hujan kembali turun, rumput sudah bersih. Saat hujan turun, rumput pasti sulit dibersihkan. “Kalau terlambat menyiangi rumput, maka pemupukan pun terlambat, dan waktu penanaman kacang hijau juga terlambat. Kacang hijau biasanya ditanam Februari atau awal Maret saat jagung sudah mulai besar,” terangnya.