Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya banyak agen yang mau jadi mitra. Banyak juga yang mau menanam modal, tapi pada saat itu Bapak Sugesti masih belum mau karena belum memiliki ilmu dan takut disetir oleh para penanam modal.
“Karena saya tidak mau bekerjasama dengan mereka, akhirnya mereka bikin sandal sendiri dengan mengambil ide saya. Jadi mereka mengaku kalau sudah ijin ke saya untuk buat sandal lucu, padahal saya tidak mengijinkan,” ungkapnya.
Selain itu, pegawainya yang dulu bekerja kepadanya juga banyak yang akhirnya keluar dan membuka usaha sandal sendiri dan menghancurkan harga sandallucu.
“Manajemen saya dulu memang salah karena terlalu blak-blakan memberikan informasi ke mereka mengenai tempat pembelian bahannya dimana, harganya berapa, setelah itu mereka keluar dan membuat sandal sendiri. Dan akhirnya mereka justru menghancurkan harga saya,” sesal Pak Sugesti.
Efek dari rusaknya harga menurutnya adalah banyak agen besar yang tidak lagi mengambil barang kepadanya karena harga sandal pesaingnya memang lebih murah. Tapi kualitas dan gambarnya tidak sebaik sandallucu buatan Pak Sugesti.
Namun begitu, Pak Sugesti dan Bu May tetap sabar dan tidak putus asa. Mereka berdua kembali memulai lagi dari awal usaha sandallucu di rumah barunya yang berada di Perumahan Green View, Kelurahan Tasikmadu, Kota Malang. Sekarang produk sandallucu kami coba dipasarkan melalui pameran dan kami juga sedang mencari agen-agen lagi.
Pak Sugesti mengatakan bahwa sandallucu miliknya merupakan produk hand made dan bukan sablon. Harganya pun juga cukup terjangkau mulai dari 10-20 ribu rupiah, tergantung ukuran sandal.